Ekonom: Sebaiknya harga BBM naik Rp 1000 per liter



JAKARTA. Pemerintah memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum 1 Januari 2015. Itu berarti kenaikan akan dilakukan tahun ini.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih berpendapat pemerintah harus menyiapkan kenaikan BBM dengan sangat hati-hati. Kesiapan jaring pengaman sosial berikut strategi penahan gejolak harga pangan harus dipastikan.

Saat ini anggaran jaring pengaman yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar Rp 5 triliun bentuknya adalah tunai. "Apakah Jokowi setuju lagi ada Bantuan Langsung Tunai (BLT)? Kan dia tidak mau program bantuan tunai," ujar Lana ketika dihubungi KONTAN, Rabu (29/10).

Kalau mau membuat program non tunai, tentu butuh perencanaan yang lebih lama dan detil. Di sisi lain, untuk mengatasi gejolak harga akibat BBM naik adalah pemerintah harus menjaga pasokan pangan.

Untuk menjaga pasokan pangan berarti pemerintah harus stok pangan, yang setidaknya perlu dilakukan tiga bulan sebelumnya. Kalau tidak dilakukan stok, harga barang naik dan inflasi melonjak.

Kalaupun pemerintah ingin menaikkan harga tahun ini, menurut Lana, jangan terlalu besar. Paling tidak hanya Rp 1.000 per liter. Dengan menaikkan Rp 1.000 per liter, hitungan Lana, tambahan inflasi yang terjadi hanya sebesar 1,05%. 

Tambahan inflasi 1,05% tidak terlalu berat. Selebihnya, apabila pemerintah ingin menaikkan lagi bisa dilakukan pada tahun depan. "Dinaikkan tahun ini pun penghematan anggarannya tidak banyak," terang Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto