KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi di kuartal III bisa tumbuh dengan adanya pergerakan ekspor dan Investasi. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat adanya ekspor dan investasi bisa menjadi pertumbuhan ekonomi untuk jangka panjang. Bhima menghimbau agar pemerintah bisa mengencangkan ekspor komoditas yang harganya sedang naik di pasaran khususnya komoditas pertambangan. Karena di sektor industri manufaktur pergerakan pertumbuhan ekonominya dilakukan untuk jangka panjang pasca pandemi Covid-19. Sementara itu Bhima memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan ada di kisaran 1% sampai 2% dengan asumsi pemerintah lakukan kebijakan existing PPKM mikro.
Baca Juga: Soal PPN sembako dan sekolah, Sri Mulyani: Pemerintah beri fasilitas dan subsidi Lebih lanjut, pemerintah juga harus mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) karena masih ada yang bolak-balik melakukan revisi dokumen untuk eksekusi anggarannya karena masih belum sesuai panduan. Hal tersebut juga yang akhirnya memperlambat pencairan dana di daerah. “Kalaupun fiskal terbatas, lebih penting ada revisi anggaran yang diperuntukkan untuk menjaga daya beli penanganan pandemi dulu dan harus ada percepatan penerapan anggaran khususnya di daerah,” kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id (28/6). Di sisi lain, motor pertumbuhan ekonomi 2021 memasuki kuartal III tidak bisa dengan mengandalkan belanja pemerintah. Bhima memproyeksikan sumbangan belanja pemerintah ke Produk Domestik Bruto PDB hanya sekitar 8% sampai 9%. Alasannya belanja negara realisasinya masih rendah karena pemerintah mengantisipasi penurunan penerimaan pajak pada 2021.