Ekonom Sebut Penerimaan Bea Keluar Tahun Depan Tidak Bisa Diandalkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom mencermati tahun 2025 Harga komoditas akan mengalami pelemahan. Hal itu berdampak pada penerimaan bea keluar yang diproyeksi juga akan menurun,

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memprediksi tahun depan Harga komoditas CPO dan batubara yang menjadi andalan penerimaan bea keluar akan cenderung moderat. Menurutnya harga kedua komoditas tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun 2024. 

"Hal itu sejalan dengan target bea keluar pada RAPBN 2025 yang juga anjlok, karena diperkirakan Harga komoditas akan landai," jelas Eko kepada Kontan, Kamis (22/8). 


Melansir data Buku II Nota Keuangan, target penerimaan bea keluar tahun 2025 sebesar Rp 4,5 triliun. Angka tersebut menyusut hingga 71,4% jika dibandingkan pada outlook tahun ini yaitu Rp 15,6 triliun. 

Baca Juga: Anggaran Belanja Lain-lain Direncanakan Rp 631,89 Triliun pada 2025, untuk Apa Saja?

"Hal itu memperhatikan fluktuasi harga komoditas terutama CPO serta realisasi dan outlook bea keluar tahun sebelumnya," dikutip dari Buku II Nota Keuangan, Kamis (22/8).

Menurt Eko tanda-tanda harga komoditas Kembali normal sudah mulai terjadi. Tahun depan, seiring ekonomi mitra dagang utama akan tumbuh melambat, maka target penerimaan bea keluar juga diturunkan.

"Bea keluar cenderung akan turun sehingga tidak bisa diandalkan untuk pundi-pundi penerimaan, siklus harga komoditas sedang di fase landai," ungkapnya.  

Harga komoditas utama dunia terutama yang dikenakan pungutan ekspor seperti produk kelapa sawit dan mineral, serta kebijakan pemerintah terkait ekspor komoditas terutama terkait hilirisasi SDA turut mempengaruhi penerimaan bea keluar dalam lima tahun terakhir. 

Baca Juga: Target Penerimaan Bea Keluar Turun 71,4%, Ekonom Sebut Pemerintah Realistis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati