Ekonom Sebut Penyelenggaraan Pemilu Berdampak Positif terhadap Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi penyelenggaraan pemilu 2024 mendorong pertumbuhan pengeluaran rumah tangga non pemerintah (LNPR).

Selain itu, Bhima mengatakan, penyelenggaraan pemilu juga mendorong berbagai jenis lapangan usaha. Seperti perhotelan, restoran, cetak sablon, digital merketing, lembaga survei dan periklanan. Baik periklanan di media elektronik maupun media cetak.

"Jadi dengan dampak yang dihasilkan dari pemilu itu, di satu sisi bisa menciptakan lapangan kerja secara musiman atau 5 tahun sekali dan itu juga merata sampai ke level desa desa di hampir seluruh wilayah Indonesia," ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Jumat (2/12).


Baca Juga: Pemerintah Bakal Geber Belanja Pusat dan Daerah di Akhir Tahun

Kemudian, penyelenggaraan pemilu juga berdampak pada bertambahnya pemasukan bagi petugas pemilu. Seperti panitia pemungutan suara (PPS). Oleh karena itu, Bhima menilai tidak perlu adanya kekhawatiran penyelenggaraan pemilu dapat berdampak menghambat investasi maupun konsumsi domestik.

"Justru sebaliknya, momentum pemilu yang penting adalah damai, berjalan lancar, kemudian tidak ada gesekan secara horizontal antara pendukung, maka efeknya tentu akan positif ke ekonomi," jelas Bhima.

Sebelumnya, pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 19,6 triliun untuk penyelenggaraan proses tahapan pemilu di tahun 2023. Jumlah tersebut terdiri dari anggaran KPU sebesar Rp 13,97 triliun dan anggaran Bawaslu sebesar Rp 5,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi