KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan bahwa Garis Kemiskinan Indonesia terlalu rendah, untuk itu perlu direvisi dengan pendekatan standar Bank Dunia. Sekedar mengingatkan, Bank Dunia merilis bahwa penduduk miskin di Indonesia melonjak signifikan menjadi 194,4 juta jiwa atau setara dengan 68,91% dari total populasi di tanah air. Hal ini terjadi usai Bank Dunia mengubah metode penghitungan garis kemiskinan dari standar purchasing power parity (PPP) 2017 ke PPP 2021. Di mana, metode ini menyebutkan garis kemiskinan internasional bagi kategori negara berpendapatan menengah mencakup Indonesia, naik dari US $6,85 menjadi US$ 8,30 per orang per hari.
Ekonom Sebut Perlu Revisi Standar Kemiskinan Nasional Sesuai Standar Bank Dunia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengatakan bahwa Garis Kemiskinan Indonesia terlalu rendah, untuk itu perlu direvisi dengan pendekatan standar Bank Dunia. Sekedar mengingatkan, Bank Dunia merilis bahwa penduduk miskin di Indonesia melonjak signifikan menjadi 194,4 juta jiwa atau setara dengan 68,91% dari total populasi di tanah air. Hal ini terjadi usai Bank Dunia mengubah metode penghitungan garis kemiskinan dari standar purchasing power parity (PPP) 2017 ke PPP 2021. Di mana, metode ini menyebutkan garis kemiskinan internasional bagi kategori negara berpendapatan menengah mencakup Indonesia, naik dari US $6,85 menjadi US$ 8,30 per orang per hari.
TAG: