JAKARTA. Kalangan ekonom menilai asumsi makro dalam rancangan APBN perubahan masih kurang relevan dengan kondisi saat ini. Apalagi, pemerintah masih tetap berupaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Mohammad Faisal, ekonom CORE Indonesia mengatakan, penurunan target inflasi di RAPBN perubahan 2016 menjadi 4% dari sebelumnya 4,7% masih kurang ideal dengan kondisi sekarang. "Seharusnya saya pikir, inflasi masih asumsinya sebesar 5% pada akhir tahun 2016," kata dia, Kamis (7/4). Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi yang tetap ditargetkan 5,3% tampaknya cukup berat. Apalagi, pemerintah juga menyadari perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas tetap menghantui penerimaan negara.
Ekonom sebut RAPBN-P 2016 masih kurang relevan
JAKARTA. Kalangan ekonom menilai asumsi makro dalam rancangan APBN perubahan masih kurang relevan dengan kondisi saat ini. Apalagi, pemerintah masih tetap berupaya untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Mohammad Faisal, ekonom CORE Indonesia mengatakan, penurunan target inflasi di RAPBN perubahan 2016 menjadi 4% dari sebelumnya 4,7% masih kurang ideal dengan kondisi sekarang. "Seharusnya saya pikir, inflasi masih asumsinya sebesar 5% pada akhir tahun 2016," kata dia, Kamis (7/4). Menurut dia, target pertumbuhan ekonomi yang tetap ditargetkan 5,3% tampaknya cukup berat. Apalagi, pemerintah juga menyadari perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas tetap menghantui penerimaan negara.