Ekonom Soroti Belanja Negara Semester I-2024 yang Baru Terserap 42%



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, hingga semester I-2024, realisasi belanja negara baru mencapai Rp 1.398 triliun atau sekitar 42% dari total pagu APBN 2024. Angka ini meningkat 11,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet melihat, idealnya belanja pemerintah bisa mencapai 100% pada semester II tahun ini.

Apalagi, jika diperhatikan beberapa pos belanja yang sebenarnya memiliki peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi namun realisasi pos belanja tersebut tetap relatif masih rendah.


Misalnya saja realisasi belanja modal pada semester I-2024 yang baru mencapai 32,9% dari APBN.

"Pemerintah perlu mempercepat realisasi investasi belanja infrastruktur dengan cara meningkatkan koordinasi di lapangan terutama agar beberapa proyek pemerintah yang telah dimulai itu bisa segera diselesaikan setidaknya dalam periode waktu yang sudah ditentukan sampai dengan akhir tahun nanti," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (16/7).

Baca Juga: Lampaui Anggaran, Belanja Negara Semester II Diproyeksi Rp 2.014 Triliun

Di sisi lain, salah satu komponen yang juga masih relatif kecil serapannya adalah transfer ke daerah. Dirinya menyarankan, pemerintah daerah (pemda) perlu lebih aktif terutama dalam meningkatkan pengawasan relasi belanja kinerja dari organisasi perangkat daerah dalam memastikan beberapa komponen belanja bisa dibelanjakan tepat waktu.

"Juga menjadi krusial dalam membantu pemerintah pusat dalam mendorong realisasi belanja negara secara keseluruhan," kata Yusuf. 

Berdasarkan Prognosis APBN Semester II-2024, belanja negara pada semester II akan mencapai Rp 2.014,2 triliun atau 60,6% terhadap APBN 2024. Adapun, realisasi belanja negara hingga Semester I-2024 baru mencapai Rp 1.398 triliun atau setara 42% dari APBN 2024. 

Dengan begitu, belanja negara tahun ini diproyeksi mencapai Rp 3.412,2 triliun, atau bengkak dari pagu sebesar Rp 3.325,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat