KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan. Keputusan ini mendapat sorotan dari sejumlah ekonom. "Karena orang yang profesional di bidang ekonomi justru ditempatkan di pos kesehatan," ujar peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Kompas.com, Selasa (22/12/2020). Bhima mengaku mempertanyakan keputusan Jokowi tersebut. Pasalnya, Kementerian Kesehatan seharusnya dipimpin oleh figur yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di sektor kesehatan.
"Apa tidak ada orang yang lebih kompeten, lebih menguasai bidang kesehatan masyarakat dari jajaran birokrat karir atau akademisi, sehingga kebijakan-kebijakannya pun bisa lebih terukur berbasis data," tuturnya. Baca Juga: INDEF soroti pilihan Jokowi tunjuk Budi Gunadi sebagai Menteri Kesehatan Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah, meyakini, Budi akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dibanding lima menteri baru lainnya, dengan minimnya pengalaman di bidang kesehatan. Namun, Pieter tidak langsung menilai negatif pemilihan mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) hingga PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum itu sebagai menteri kesehatan. "Yang dibutuhkan memang seorang menteri. Bukan dokter. Kita pernah memilih dokter yang sangat bagus untuk menjadi menteri dan ternyata gagal. Karena beliau bukan seorang manager," tuturnya. Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas, putra pendiri PKB yang kini jadi Menteri Agama