Ekonom: Surplus neraca dagang berpotensi mengecil



JAKARTA. Laju penurunan nilai ekspor dan impor diperkirakan akan terjadi hingga akhir tahun ini. Terutama untuk nilai impor yang masih terbatas akibat realisasi anggaran pemerintah yang akan dipangkas.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, nilai impor akan bergerak negatif, karena realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah belum begitu besar. Namun demikian, penurunan impor tidak akan sebesar penurunan di sisi ekspor.

Sehingga, diperkirakan neraca perdagangan secara keseluruhan masih akan tetap surplus. "Masih berpeluang surplus, namun mengecil dibandingkan surplus bulan Juli," kata Josua di Jakarta, Senin (15/8).


Penurunan ekspor, menurut Josua, akan terjadi karena belum membaiknya kondisi ekonomi di negara yang menajdi mitra dagang Indonesia. Begitu juga dengan tren harga komoditas yang belum membaik.

Seperti diketahui, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagagngan pada juli 2016 mengalami surplus sebesar US$ US$ 598,3 juta. Sedangkan pada Juni lalu, neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 879 juta. Dengan catatan itu, sejak Januari-Juli 2016 neraca perdagangan tercatat surplus sebesar US$ 4,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini