Ekonom: Tren Rasio Pembayaran Utang Luar Negeri Indonesia Konsisten Menurun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren Rasio pembayaran utang atau Debt to Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia  konsisten menurun. Pada kuartal II tahun 2024 DSR turun menjadi 16,63%. 

Ekonom Universitas Paramadina Jakarta, Wijayanto Samirin mencermati tren DSR tier-1 Utang Luar Negeri Pemerintah dalam 6-8 tahun terakhir menunjukkan tren membaik dan terus konsisten menurun. Bahkan sejak tahun 2021, selalu berada di bawah batas maksimal menurut IMF, yaitu 20%. 

"Tren perbaikan ini berlanjut hingga kuartal II 2024, baik secara tahunan maupun kuartalan, dan berpotensi tetap di zona nyaman dalam tahun-tahun mendatang," jelas Wijayanto kepada Kontan, Kamis (15/8).


Baca Juga: Rasio Pembayaran Utang Indonesia Turun Jadi 16,63% di Kuartal II 2024

Menurut Wijayanto penurunan ini disebabkan oleh perbaikan neraca transaksi berjalan alias Current Account, sekaligus semakin berkurangnya ketergantungan pemerintah kepada utang luar negeri. Dimana saat ini sekitar 90% utang pemerintah berbentuk SUN dalam rupiah. 

"Meski utang dalam rupiah semakin dominan, tetapi karena mayoritas dipegang oleh pelaku pasar dan sekitar 15% dipegang investor asing, maka risiko pasar SUN tetap cukup kuat," ujarnya.

DSR adalah jumlah beban pembayaran bunga dan cicilan pokok utang luar negeri jangka panjang yang dibagi jumlah penerimaan ekspor. DSR mencerminkan kemampuan sebuah negara untuk menyelesaikan kewajibannya membayar utang. Jika rasio DSR semakin besar maka beban utang yang ditanggung pun semakin besar.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) rasio pembayaran utang atau Debt to Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia pada kuartal II 2024 turun menjadi 16,63%. Artinya, pada kuartal kedua ini kemampuan membayar utang pemerintah pun semakin kuat. Meski begitu sudah mendeakati batas aman DSR yaitu 20%.  

DSR Tier-1 Indonesia pada kuartal II 2024 ini lebih rendah jika dibandingkan pada kuartal I 2024 yaitu sebesar 17,66%. Begitu juga masih lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023, yaitu 17,37%.

Sementara Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2024 meningkat. Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi ULN Indonesia pada kuartal II 2024 tercatat sebesar US$ 408,6 miliar. ULN ini meningkat 2,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka itu juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada kuartal I 2024 sebesar 0,2% yoy. 

Baca Juga: Defisit APBN Berpotensi Melebar, Utang Luar Negeri Pemerintah Terancam Naik

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN," jelasnya pada keterangan resmi, Kamis (15/8). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi