JAKARTA. Kepala Pusat Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono melihat, industri perbankan sudah tak terlalu bergantung kebijakan pada Bank Indonesia (BI). Khususnya pada kebijakan suku bunga acuan atawa BI Rate. "BI Rate saat ini tidak realistis dengan inflasi," ujar Tony dalam seminar Investment Prospect Into 2014 di Jakarta, Kamis (22/8). Menurutnya, posisi suku bunga acuan 6,5% tidak normal karena di bawah Indeks Harga Konsumen (IHK/inflasi) yang sebesar 8,61%. Padahal, di tengah likuiditas yang makin kering, bank harus memberikan premium rate kepada nasabah berkantong tebal agar mau menaruh dananya. Dengan kata lain, nasabah tak mau keuntungan investasinya tergerus inflasi. Walhasil, bank banyak yang melenceng dan mengambil kebijakan internal. Perlu diketahui, rata-rata premium rate perbankan saat ini sudah di kisaran 8%-8,5%. Untuk mengembalikan keputusan internal perbankan ke jalur sebenarnya, Tony menyarankan agar bank sentral kembali menaikkan BI rate, setidaknya hingga 50 basis poin (bps) ke 7%.
Ekonom UGM: BI harus mengembalikan trek perbankan
JAKARTA. Kepala Pusat Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono melihat, industri perbankan sudah tak terlalu bergantung kebijakan pada Bank Indonesia (BI). Khususnya pada kebijakan suku bunga acuan atawa BI Rate. "BI Rate saat ini tidak realistis dengan inflasi," ujar Tony dalam seminar Investment Prospect Into 2014 di Jakarta, Kamis (22/8). Menurutnya, posisi suku bunga acuan 6,5% tidak normal karena di bawah Indeks Harga Konsumen (IHK/inflasi) yang sebesar 8,61%. Padahal, di tengah likuiditas yang makin kering, bank harus memberikan premium rate kepada nasabah berkantong tebal agar mau menaruh dananya. Dengan kata lain, nasabah tak mau keuntungan investasinya tergerus inflasi. Walhasil, bank banyak yang melenceng dan mengambil kebijakan internal. Perlu diketahui, rata-rata premium rate perbankan saat ini sudah di kisaran 8%-8,5%. Untuk mengembalikan keputusan internal perbankan ke jalur sebenarnya, Tony menyarankan agar bank sentral kembali menaikkan BI rate, setidaknya hingga 50 basis poin (bps) ke 7%.