KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah mendorong penerapan periode kenormalan baru atau new normal dalam menghadapi pandemi corona (covid-19). Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia mendukung kebijakan new normal demi mencegah efek negatif lebih besar. New normal diawali dari intansi badan usaha milik negara (BUMN) pasca Lebaran 2020. Selanjutnya, new normal juga diikuti instansi pemerintah pusat maupun daerah setelah program pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir. Kemudian, sektor swasta juga mengikuti new normal. Kepala Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto berpandangan, penyesuaian di tengah kondisi pandemi menjadi kewajaran yang sulit terhindarkan. Ketika ekonomi terpuruk seperti saat ini, skenario dan protokol new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak secara gradual.
Ekonom UI: New normal harus diterapkan agar efek negatif corona tidak memburuk
KONTAN.CO.ID - KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah mendorong penerapan periode kenormalan baru atau new normal dalam menghadapi pandemi corona (covid-19). Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia mendukung kebijakan new normal demi mencegah efek negatif lebih besar. New normal diawali dari intansi badan usaha milik negara (BUMN) pasca Lebaran 2020. Selanjutnya, new normal juga diikuti instansi pemerintah pusat maupun daerah setelah program pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir. Kemudian, sektor swasta juga mengikuti new normal. Kepala Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto berpandangan, penyesuaian di tengah kondisi pandemi menjadi kewajaran yang sulit terhindarkan. Ketika ekonomi terpuruk seperti saat ini, skenario dan protokol new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak secara gradual.