KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (12/2) yang meminta Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya dinilai tidak berdampak signifikan untuk meningkatkan ekspor. Pasalnya faktor yang mendorong kenaikan ekspor adalah nilai tukar. Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/2), apabila berbicara dengan nilai tukar, maka BI membuat keputusan yang tepat untuk menaikkan suku bunga yang saat ini di level 6%. Sebab kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk mengontrol nilai tukar tidak terlalu terdepresiasi. Jika BI menurunkan suku bunga saat ini, maka rupiah akan mengalami depresiasi. Akibatnya harga barang impor semakin mahal. Sedangkan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun BI, impor yang dilakukan paling banyak untuk barang modal dan bahan baku/penolong sekitar 90,89% dari seluruh total impor sepanjang 2018.
Ekonom UI nilai penurunan suku bunga BI tak signifikan dongkrak ekspor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (12/2) yang meminta Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuannya dinilai tidak berdampak signifikan untuk meningkatkan ekspor. Pasalnya faktor yang mendorong kenaikan ekspor adalah nilai tukar. Menurut Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/2), apabila berbicara dengan nilai tukar, maka BI membuat keputusan yang tepat untuk menaikkan suku bunga yang saat ini di level 6%. Sebab kenaikan suku bunga ini dilakukan untuk mengontrol nilai tukar tidak terlalu terdepresiasi. Jika BI menurunkan suku bunga saat ini, maka rupiah akan mengalami depresiasi. Akibatnya harga barang impor semakin mahal. Sedangkan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun BI, impor yang dilakukan paling banyak untuk barang modal dan bahan baku/penolong sekitar 90,89% dari seluruh total impor sepanjang 2018.