Ekonom Universitas Kebangsaan ramal BI tahan suku bunga acuan di level 4,50%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi memandang Bank Indonesia (BI) sebaiknya menahan suku bunga acuan di level 4,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2020.

Ia menambahkan, saat ini bank sentral lebih baik fokus kepada nilai tukar rupiah yang masih rentan akibat tekanan capital outflows di tengah wabah Covid-19 ini.

"Ini seiring juga dengan tekanan faktor eksternal dan domestik terkait ekspektasi investor global dan pelaku pasar finansial," kata Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (12/4).


Baca Juga: Ekonom Bank Permata perkirakan BI akan tahan suku bunga acuan di level 4,5%

Eric juga memandang bahwa bank sentral untuk saat ini masih belum perlu untuk menaikkan suku bunga acuan, meski ini berpotensi menarik hot money ke Indonesia.

Menurutnya, peningkatan suku bunga acuan bisa membebani bank-bank yang sedang menghadapi resiko meningkatnya non performing loan (NPL) dan menimbulkan persepsi di kalangan pelaku pasar finansial bahwa BI tidak konsisten dalam menjalankan kebijakan moneter.

Selain itu, tanpa bank sentral meningkatkan suku bunga acuan pun, interest rate differential antara yield Surat Berharga Negara (SBN) dan yield US Treasury masih besar karena suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate yang telah dipangkas ke kisaran 0,00% - 0,25%.

"Jika kepanikan investor global karena Covid-19 mereda atau wabah ini berakhir, mereka akan lihat lagi ke yield SBN yang masih atraktif," tambah Eric.

Baca Juga: Dampak corona, setoran dividen BUMN 2020 diperkirakan susut Rp 5,2 triliun

Selanjutnya, peningkatan suku bunga acuan juga dinilai mampu meningkatkan yield SBN dan ini berarti akan semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terutama pos untuk pembayaran utang.

"Jadi kalau BI mau meningkatkan suku bunga acuan, sebaiknya sesudah wabah Covid-19 berakhir dan ekonomi Indonesia pulih dan pertumbuhannya kembali seperti sebelum wabah," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto