KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserves hampir dipastikan akan mengerek suku bunga acuannya lagi sebanyak 25 basis poin (bps) dalam pertemuannya pekan ini. Lantas, sepanjang 2018, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 100 bps. Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai, Bank Indonesia telah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed tersebut pada November lalu. Namun, data neraca perdagangan Indonesia November yang dirilis kemarin mengalami defisit lebih dalam dari perkiraan, yakni US$ 2,05 miliar. "Sehingga ini sebenarnya bisa jadi salah satu pertimbangan BI menaikkan suku bunga lagi bulan ini," ujar Enrico kepada Kontan.co.id, Selasa (18/12). Namun, Enrico menilai, BI sebaiknya mengambil sikap wait and see terlebih dahulu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. Menurutnya, BI lebih baik mengamati terlebih dahulu proyeksi kebijakan moneter The Fed dari hasil pertemuan FOMC pada Kamis (20/12) nanti.
Ekonom UOB: Bank Indonesia sebaiknya wait and see
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserves hampir dipastikan akan mengerek suku bunga acuannya lagi sebanyak 25 basis poin (bps) dalam pertemuannya pekan ini. Lantas, sepanjang 2018, The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 100 bps. Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai, Bank Indonesia telah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed tersebut pada November lalu. Namun, data neraca perdagangan Indonesia November yang dirilis kemarin mengalami defisit lebih dalam dari perkiraan, yakni US$ 2,05 miliar. "Sehingga ini sebenarnya bisa jadi salah satu pertimbangan BI menaikkan suku bunga lagi bulan ini," ujar Enrico kepada Kontan.co.id, Selasa (18/12). Namun, Enrico menilai, BI sebaiknya mengambil sikap wait and see terlebih dahulu dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan ini. Menurutnya, BI lebih baik mengamati terlebih dahulu proyeksi kebijakan moneter The Fed dari hasil pertemuan FOMC pada Kamis (20/12) nanti.