Ekonomi 2013 cuma tumbuh 5,7%



JAKARTA. Bank Indonesia makin pesimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. BI memprediksi sepanjang tahun ini ekonomi Indonesia hanya tumbuh sekitar 5,7% saja.

Hal ini diungkapkan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo Jumat (8/11) di Jakarta. Menurut Perry penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonom Indonesia tak lain karena kondisi ekonomi global yang masih melambat. Selain itu rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menghentikan stimulus ekonomi atawa tapering off tinggal menunggu waktu.

Kondisi ini menyebabkan arus modal asing yang mengalir ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia berkurang drastis. Akibatnya, "Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini sekitar 5,7%," ujar Perry, (8/11).


Berdasarkan pantauan BI, meskipun bank sentral sudah menerapkan kebijakan moneter ketat dengan menaikkan suku bunga acuan hingga 150 basis poin menjadi 7,25%, ternyata tingkat konsumsi masyarakat Indonesia masih tetap tinggi. BI memprediksi konsumsi masyarakat ini tetap tinggi di kuartal IV 2013.

Meski ada perlambatan pertumbuhan ekonomi, BI mengklaim pertumbuhan 5,7% masih cukup tinggi. BI mengklaim pertumbuhan ekonomi yang melambat ini sesuai dengan harapan BI untuk menekan current account deficit (CAD) atau defisit neraca transaksi berjalan.

Kalau pertumbuhan ekonomi melambat berarti impor turun dan akan membantu mengecilkan defisit. "Karena fokus kami pada stabilitas sehingga konsekuensinya adalah pertumbuhan ekonomi menjadi turun," tandas Perry.

Meski demikian Wakil Menteri Keuangan II Bambang Brodjonegoro masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menanjak di kisaran 5,8% di kuartal IV ini. Sehingga hingga akhir tahun secara total pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 5,8%. Optimisme Bambang karena bakal ada lonjakan belanja pemerintah di pengujung tahun ini.

Sementara dalam hitungan Ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan melambat. Lana memprediksi pertumbuhan kuartal IV hanya berada di kisaran 5,56%. Tapi untuk sepanjang tahun ini secara keseluruhan pertumbuhan akan berada di 5,8%.

Lana masih berharap belanja modal yang baru terpakai 45,5% hingga akhir Oktober lalu bisa meningkat drastis di dua bulan terakhir ini. Dengan begitu bisa mendongkrak pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa