JAKARTA. Kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti memperkirakan, kondisi ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dibanding perkiraan semula. Oleh karena itulah sejumlah asumsi makro perekonomian Indonesia mau tidak mau harus direvisi dari proyeksi semula. Beberapa asumsi ekonomi makro itu antara lain, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan awal 5,6% menjadi hanya 5,3%. “Yang harus diperhatikan adalah di sisi eksternalnya seperti ekspor, impor, dan investasi yang tidak begitu baik performancenya,” ujarnya, Senin (9/6) di Jakarta. Meski akan berjalan lebih lambat, ia optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan sampai di bawah 5%. Pada kuartal II 2014, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kuartal I 2014 yang hanya 5,2%. Tapi pada kuartal III dan IV akan terjadi sedikit perbaikan. Sementara untuk inflasi, Destry memperkirakan akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang hanya 5,3% menjadi 5,5%. Salah satu pendorong membengkaknya inflasi adalah rencana kenaikan tarif listrik untuk industri non go publik dan rumah tangga. Sementara untuk nilai tukar rupiah, secara rata-rata tahun 2014 diperkirakan akan berada di angka Rp 11.800 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara hingga akhir tahun, nilai tukar akan berada di level Rp 11.400 per dolar ASCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekonomi akan lebih lambat dari perkiraan semua
JAKARTA. Kepala ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti memperkirakan, kondisi ekonomi Indonesia akan berjalan lebih lambat dibanding perkiraan semula. Oleh karena itulah sejumlah asumsi makro perekonomian Indonesia mau tidak mau harus direvisi dari proyeksi semula. Beberapa asumsi ekonomi makro itu antara lain, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan awal 5,6% menjadi hanya 5,3%. “Yang harus diperhatikan adalah di sisi eksternalnya seperti ekspor, impor, dan investasi yang tidak begitu baik performancenya,” ujarnya, Senin (9/6) di Jakarta. Meski akan berjalan lebih lambat, ia optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak akan sampai di bawah 5%. Pada kuartal II 2014, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan kuartal I 2014 yang hanya 5,2%. Tapi pada kuartal III dan IV akan terjadi sedikit perbaikan. Sementara untuk inflasi, Destry memperkirakan akan lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang hanya 5,3% menjadi 5,5%. Salah satu pendorong membengkaknya inflasi adalah rencana kenaikan tarif listrik untuk industri non go publik dan rumah tangga. Sementara untuk nilai tukar rupiah, secara rata-rata tahun 2014 diperkirakan akan berada di angka Rp 11.800 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara hingga akhir tahun, nilai tukar akan berada di level Rp 11.400 per dolar ASCek Berita dan Artikel yang lain di Google News