KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis remitansi sejumlah bank mulai bergeliat setelah sempat terpukul akibat Covid-19. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi sehingga mendorong volume transaksi remitansi di sektor perbankan. Bisnis remitansi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI) misalnya, mulai membaik walau secara keseluruhan transaksi remitansi masih turun 4% yoy sepanjang tahun ini. Sebaliknya, volume transaksi bank justru meningkat hingga 45% yoy. "Tingkat vaksinasi yang semakin tinggi serta pelonggaran PPKM berdampak positif pertumbuhan ekonomi yang juga mendorong transaksi remitansi retail Bank Mandiri kembali ke jalur positif," kata SVP Retail Deposit Product And Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati, Kamis (9/12).
Baca Juga: Bank Tetap Ekspansi Kantor Luar Negeri Evi memproyeksi peningkatan transaksi pada kuartal empat 2021 mencapai 5%-10%, dari kuartal sebelumnya. Pendapatan berbasis komisi (
fee based income) remitansi juga diproyeksi naik sekitar 1% yoy atau mencapai Rp 110 miliar-Rp 130 miliar sampai akhir tahun. "Kenaikan pendapatan juga didorong oleh transaksi nasabah yang kembali meningkat seiring dengan perbaikan penanganan pandemi covid-19," ujar dia. Dengan penanganan pandemi yang semakin terkendali, serta membaiknya situasi ekonomi dunia, dan juga implementasi inisiatif digital Bank Mandiri melalui super-apps Livin' by Mandiri, ia yakin bisnis remitansi retail bisa tumbuh 10%-15% tahun depan.
Baca Juga: Transaksi ekspor-impor di tiga bank besar makin besar Sementara itu, frekuensi transaksi remitasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI) mencapai 3,3 juta dengan peningkatan dari sisi volume. Hingga kuartal ketiga 2021, volume remitansi Bank BNI capai US$ 60 juta, naik 2% secara yoy. Dari realisasi itu, Direktur Treasury & Internasional BNI, Henry Panjaitan mengatakan, bank berhasil memperoleh pendapatan berbasis komisi Rp 144 miliar. Menurutnya, peningkatan itu berkat kontribusi para nasabah korporasi. "Pertumbuhan ini didorong oleh aktivitas remitansi nasabah korporasi BNI sejalan dengan meningkatnya transaksi perdagangan secara nasional," terang Henry.
Baca Juga: Meski pandemi Covid-19 belum reda, perbankan tetap perluas jaringan internasional Ke depan, bisnis remitansi akan tetap menjadi salah satu kontributor utama pendapatan bisnis internasional BNI. Bisnis ini ditargetkan tumbuh 6% di 2022 sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional, membaiknya kondisi pandemi secara global dan mulai aktifnya kembali penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri. Untuk mendukung pencapaian target tersebut, beberapa strategi telah dipersiapkan bank pelat merah ini. Di antaranya, melalui digitalisasi baik dari sisi back-end integrasi sistem antara BNI dan partner, maupun di sisi
front-end pada aplikasi e-channel BNI. "Kami juga akuisisi partner
remittance berbasis
fintech dan optimalisasi transaksi
remittance dari nasabah korporasi BNI," ujar Henry.
Baca Juga: Sektor e-commerce potensial, bank berlomba rilis kartu kredit digital Tak mau kalah, PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) juga sukses menorehkan pertumbuhan bisnis remitansi sebanyak dua digit dari tahun lalu. Alhasil, pendapatan berbasis komisi yang diperoleh juga tumbuh 24,4% yoy per September 2021. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan, BCA melihat respon yang baik dari nasabah tercermin dari pencapaian transaksi remitansi via internet banking yang cukup tinggi.
"Meskipun pada kuartal III 2021 terdapat pelemahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan kenaikan pandemi covid-19, namun kinerja remitansi BCA masih tumbuh positif," ujar Hera. Ke depan, BCA akan terus membangun kerja sama erat dengan bank koresponden dan tidak menutup kemungkinan kolaborasi dengan fintech untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi para nasabah. Lalu menggali peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia layanan remitansi dari non-bank.
Baca Juga: Bisnis remitansi bank pelat merah masih tumbuh hingga Agustus Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati