BEIJING. Perdana Menteri CHina Wen Jiabao mengatakan, saat ini perekonomian China berada dalam kondisi yang sangat baik. Kendati begitu, China belum bisa bernapas lega karena kenaikan harga properti juga bisa mengancam perekonomian. "Perekonomian China berada dalam situasi yang sangat baik, pertumbuhannya cepat, ada perbaikan struktural secara bertahap, lapangan kerja naik, dan harga barang dasar yang stabil," jelas Wen pada acara World Economic Forum's Summer Davos meeting di Tianjin, kemarin (13/9). Wen juga mengatakan, peningkatan penjualan ritel dan tingkat produksi industri memicu permintaan untuk impor dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi global. Pada saat yang bersamaan, pemerintah akan terus mencari jalan untuk mendinginkan pasar properti. Pasalnya, harga properti yang kian mahal dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial di negara dengan populasi terbanyak itu. Kemarin, indeks acuan China mengalami lonjakan tertinggi dalam seminggu belakangan dan yuan menguat ke level paling tinggi sejak 2005. "Aktivitas perekonomian China lebih kuat dibanding prediksi," jelas Wang Tao, ekonom UBS AG. Tao meramal, China akan membiarkan yuan untuk terus berapresiasi lebih jauh sebesar 2%-3% hingga akhir tahun untuk mengakhiri tekanan dari AS dan negara-negara lain.
Ekonomi China baik-baik saja
BEIJING. Perdana Menteri CHina Wen Jiabao mengatakan, saat ini perekonomian China berada dalam kondisi yang sangat baik. Kendati begitu, China belum bisa bernapas lega karena kenaikan harga properti juga bisa mengancam perekonomian. "Perekonomian China berada dalam situasi yang sangat baik, pertumbuhannya cepat, ada perbaikan struktural secara bertahap, lapangan kerja naik, dan harga barang dasar yang stabil," jelas Wen pada acara World Economic Forum's Summer Davos meeting di Tianjin, kemarin (13/9). Wen juga mengatakan, peningkatan penjualan ritel dan tingkat produksi industri memicu permintaan untuk impor dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi global. Pada saat yang bersamaan, pemerintah akan terus mencari jalan untuk mendinginkan pasar properti. Pasalnya, harga properti yang kian mahal dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial di negara dengan populasi terbanyak itu. Kemarin, indeks acuan China mengalami lonjakan tertinggi dalam seminggu belakangan dan yuan menguat ke level paling tinggi sejak 2005. "Aktivitas perekonomian China lebih kuat dibanding prediksi," jelas Wang Tao, ekonom UBS AG. Tao meramal, China akan membiarkan yuan untuk terus berapresiasi lebih jauh sebesar 2%-3% hingga akhir tahun untuk mengakhiri tekanan dari AS dan negara-negara lain.