KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan manufaktur yang lesu di China mempengaruhi permintaan logam industri. Cek rekomendasi emiten logam dari sejumlah analis: 1. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL) NCKL diperkirakan membukukan pendapatan Rp 1,7 triliun pada kuartal III atau turun 5% QoQ, tetapi lebih baik dibandingkan rata-rata sektor logam yang diperkirakan turun 21% QoQ.
Penurunan pendapatan seiring penurunan harga PLTMH dan sulfat, masing-masing 7% dan 9%, tetapi tetap didukung harga NPI telah meningkat sebesar 3% QoQ, bersamaan dengan peningkatan penjualan limonit ke ONC yang dimulai pada Mei hingga Agustus. Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 1.300 Timothy Wijaya, BRI Danareksa Sekuritas
Baca Juga: Pertumbuhan IHSG Lebih Lambat di Era Jokowi, Analis Jelaskan Penyebabnya 2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) Nickel pig iron (NPI) dan nickel matte milik MDKA alami perbaikan dengan spread yang meningkat, masing-masing menjadi US$ 1.250 per ton dan US$ 1.800 per ton dibandingkan US$ 950 dan US$ 550 pada kuartal sebelumnya. MDKA juga mulai melepas ketergantungan dari pihak ketiga untuk bijih guna operasi NPI-nya, setelah memasok 2,4 juta wmt saprolit untuk operasi sendiri. ASP bijih lebih rendah dari yang diharapkan, tetapi MDKA mengurangi biaya tunai secara signifikan, menjadi sekitar US$ 7 per wmt pada basis campuran. Ditambah dampak dari stimulus China baru-baru ini yang diharapkan berimbas terhadap harga logam. Rekomendasi: Overweight Target harga: Rp 3.270 Benny Kuniawan, J.P. Morgan
Baca Juga: Asing Banyak Menjual Saham-Saham Ini Saat IHSG Melonjak 1,13%, Kamis (17/10) 3. PT Merdeka Battery Materials Tbk (
MBMA) Produksi NPI MBMA diperkirakan lebih rendah pada tahun 2024 seiring penghentian tungku di pabrik peleburan BSI. Selain itu, AIM dan ESG HPAL MBMA baru akan mulai berproduksi pada tahun depan, bukan pada kuartal IV 2024. Di sisi lain, stimulus moneter China akan memberi efek positif kendati memerlukan waktu lebih lama untuk sepenuhnya berdampak. Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 620 Devi Harjoto, OCBC Sekuritas
Baca Juga: IHSG di 7.735, Intip Peta Saham Big Cap Sebelum Pasar Buka, Jumat (18/10) 4. PT Timah Tbk (
TINS) Penjualan TINS meningkat sejalan peningkatan ASP sebesar 13% YoY menjadi US$ 30.397 per metrik ton pada semester I 2024. Penguatan harga ke depan diperkirakan berlanjut seiring gangguan pasokan global. Dus, laba bersih TINS diperkirakan mencapai Rp 1,19 triliun pada akhir tahun 2024, membaik dari kerugian tahun sebelumnya, didorong oleh ASP yang lebih tinggi di tengah peningkatan permintaan. Rekomendasi: Buy Target harga: Rp 1.475
Eka Rahmawati Rahman, Binaartha Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli