KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perusahaan e-commerce jumbo di China yakni Grup Holding Alibaba memberi petunjuk melambatnya pertumbuhan ekonomi di negeri tirai bambu tersebut. Sebab, perusahaan tersebut memprediksi pertumbuhan pendapatan hanya akan naik 44%. Persentase tersebut merupakan yang terendah sejak periode 2016 silam. Hal tersebut juga menandakan pelemahan tingkat daya beli atau konsumsi masyarakat di China. Perusahaan yang didirikan oleh milioner Jack Ma ini memang menjadi acuan selama dekade terakhir, Alibaba telah menciptakan arena belanja online di China yang nilainya menembus US$ 1 triliun. Menjadikan perusahaan tersebut sebagai platform belanja daring terbesar di dunia. Namun, ekonomi di China yang tengah memanas membuat para investor mulai ragu. Hal ini misalnya ditunjukan dari menurunnya pembelian mesin cuci di Alibaba atau telepon pintar (smartphone) yang membuat para pedagang menarik kembali produknya. Hal ini muncul setelah Alibaba Single's Day Extravaganza alias promo hari jomblo yang dilangsungkan pada 11 November 2018 lalu tak memberikan hasil yang optimal.
Ekonomi China melambat, Alibaba prediksikan pendapatannya hanya tumbuh 44%
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perusahaan e-commerce jumbo di China yakni Grup Holding Alibaba memberi petunjuk melambatnya pertumbuhan ekonomi di negeri tirai bambu tersebut. Sebab, perusahaan tersebut memprediksi pertumbuhan pendapatan hanya akan naik 44%. Persentase tersebut merupakan yang terendah sejak periode 2016 silam. Hal tersebut juga menandakan pelemahan tingkat daya beli atau konsumsi masyarakat di China. Perusahaan yang didirikan oleh milioner Jack Ma ini memang menjadi acuan selama dekade terakhir, Alibaba telah menciptakan arena belanja online di China yang nilainya menembus US$ 1 triliun. Menjadikan perusahaan tersebut sebagai platform belanja daring terbesar di dunia. Namun, ekonomi di China yang tengah memanas membuat para investor mulai ragu. Hal ini misalnya ditunjukan dari menurunnya pembelian mesin cuci di Alibaba atau telepon pintar (smartphone) yang membuat para pedagang menarik kembali produknya. Hal ini muncul setelah Alibaba Single's Day Extravaganza alias promo hari jomblo yang dilangsungkan pada 11 November 2018 lalu tak memberikan hasil yang optimal.