KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak dunia merosot lebih dari 1% pada Senin (17/7), tertekan pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan. Pelemahan ekonomi China memicu kekhawatiran atas permintaan di konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu. Harga minyak makin tertekan setelah dimulainya kembali sebagian produksi minyak Libya.
Pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) China tumbuh 6,3% YoY di kuartal II 2023. Lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 7,3%. "PDB di bawah ekspektasi, jadi tidak akan banyak meredakan kekhawatiran atas ekonomi China," kata Warren Patterson, kepala penelitian komoditas ING.
Baca Juga: Harga Minyak Melanjutkan Penurunan Akibat Penguatan Dolar AS Seperti dikutip
Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$ 1,39 atau 1,7% menjadi US$ 78,48 per barel pada 1015 GMT. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun US$ 1,34 per barel atau 1,8% menjadi US$ 74,08 per barel. "Data ekonomi China selalu dinanti-nantikan sesuai dengan tingkat harapan," kata John Evans dari broker minyak PVM dalam sebuah laporan.
Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah dimulainya kembali produksi di dua dari tiga ladang Libya yang ditutup pekan lalu. Produksi minyak Libya dihentikan akibat protes terhadap penculikan mantan menteri keuangan. Tanda lain dari pengetatan pasokan, ekspor minyak Rusia dari pelabuhan barat akan turun 100.000-200.000 barel per hari bulan depan, tanda bahwa Moskow memenuhi janji untuk pengurangan pasokan bersamaan dengan Arab Saudi, kata dua sumber pada hari Jumat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Mencapai Level Tertinggi Hampir 3 Bulan karena Inflasi AS Mereda Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat