Ekonomi diramal pulih, outlook risiko gagal bayar obligasi korporasi ikut membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar obligasi korporasi kian hari kian membaik. Hal ini tercermin dari tren risiko gagal bayar yang diekspektasikan semakin menurun

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana melihat, secara umum kondisi risiko gagal bayar para emiten saat sudah semakin membaik, khususnya bagi obligasi korporasi yang investment grade alias BBB ke atas. Kondisi ekonomi yang akhir-akhir ini semakin kondusif jadi faktor utama berkurangnya risiko gagal bayar tersebut.

“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jelas kondisi saat ini jauh lebih baik. Apalagi, likuiditas masih berlimpah dan yield obligasi korporasi dari semua tenor secara umum juga semakin turun, jadi iklimnya jelas membaik,” kata Fikri.


Di satu sisi, Fikri juga melihat spread yield dengan SUN yang makin kecil untuk semua tenor dan rating turut menjadi katalis positif. Dari sisi emiten pun, tahun ini secara penerbitan jauh lebih baik sehingga menandakan optimisme dari para pelaku. Oleh karena itu, ia meyakini pada sisa tahun ini, risiko gagal bayar akan semakin terus turun.

Baca Juga: Pemulihan ekonomi bisa picu membaiknya risiko gagal bayar obligasi korporasi

Walau begitu, menurut Fikri masih terdapat beberapa sektor yang belum sepenuhnya bebas dari bayang-bayang risiko. Salah satu sektor yang patut diperhatikan dan diwaspadai adalah yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat. Ia melihat, sektor ini masih diselimuti ketidakpastian sehingga risikonya harus tetap dicermati.

“Saat ini kan kondisinya kebijakan yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat, khususnya transportasi masih terus berubah-ubah ya. Selama belum ada kebijakan yang pasti terkait hal ini, (risiko pada sektor ini) masih perlu terus dicermati,” imbuh Fikri.

Menyambut tahun depan, Fikri lebih optimistis kondisi pasar obligasi korporasi akan semakin membaik. Menurutnya, pulihnya aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat akan menjadi katalis positif untuk kinerja perusahaan dan cash flow mereka. Sementara dari sisi perusahaan, aksi ekspansi yang tertunda akan sangat mungkin dilakukan pada tahun mendatang.

Menurutnya, pencarian dana lewat obligasi korporasi masih akan dijadikan pilihan oleh para emiten. Dengan kinerja obligasi korporasi yang baik pada tahun ini, minat investor masih akan terjaga untuk tahun depan. Apalagi, dari sisi likuiditas masih akan besar dan spread antara obligasi korporasi dengan SUN masih akan terjaga atau malah semakin membaik.

Baca Juga: Penempatan dana bank pada obligasi korporasi meningkat, ini penyebabnya

“Kebutuhan refinancing untuk tahun depan juga masih besar, faktor ini juga pastinya akan mendukung penerbitan obligasi korporasi pada tahun depan,” jelas Fikri.

Dari sisi sektor, ia menilai perusahaan konstruksi dan properti berpotensi cukup agresif menerbitkan surat utang pada tahun depan. Sementara sektor perbankan dan pembiayaan dinilai belum akan agresif mengingat likuiditas mereka yang masih tinggi. Sehingga belum akan banyak memanfaatkan pencairan dana lewat pasar utang.

Selanjutnya: Untuk refinancing, Tower Bersama Infrastructure (TBIG) rilis surat utang US$ 400 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi