JAKARTA. Hingga kuartal awal kuartal II tahun ini, harga karet alam di pasar internasional masih belum dapat melar yakni di bawah US$ 3 per kilogram (kg). Faktor penyebabnya tidak lain karena melemahnya perekonomian dunia. Muhammad Luthfi Menteri Perdagangan mengatakan, pertumbuhan perekonomian di China tahun ini yang terkoreksi menjadi 7,5% mengakibatkan persoalan struktural. Selain itu, persoalan politik di Thailand yang belum selesai turut memperburuk situasi perkaretan. Seperti diketahui, Thailand merupakan salah satu anggota konsorsium produsen karet yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) dengan produksi paling tinggi dibanding negara lain seperti Indonesia dan Malaysia. Meski demikian, Lutfi optimis tren harga karet akan kembali melambung lagi seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. "Karet bertalian langsung dengan harga minyak, harga minyak ke depan tendensinya naik," ujar Lutfi, Jumat (2/5).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekonomi dunia lemah, harga karet belum bisa melar
JAKARTA. Hingga kuartal awal kuartal II tahun ini, harga karet alam di pasar internasional masih belum dapat melar yakni di bawah US$ 3 per kilogram (kg). Faktor penyebabnya tidak lain karena melemahnya perekonomian dunia. Muhammad Luthfi Menteri Perdagangan mengatakan, pertumbuhan perekonomian di China tahun ini yang terkoreksi menjadi 7,5% mengakibatkan persoalan struktural. Selain itu, persoalan politik di Thailand yang belum selesai turut memperburuk situasi perkaretan. Seperti diketahui, Thailand merupakan salah satu anggota konsorsium produsen karet yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) dengan produksi paling tinggi dibanding negara lain seperti Indonesia dan Malaysia. Meski demikian, Lutfi optimis tren harga karet akan kembali melambung lagi seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. "Karet bertalian langsung dengan harga minyak, harga minyak ke depan tendensinya naik," ujar Lutfi, Jumat (2/5).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News