Ekonomi eropa mulai pulih, euro menguat terhadap dollar AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan EUR/USD melanjutkan kenaikannya ke level tertinggi mingguannya yang baru di atas 1.1240 setelah keluarnya data ISM Manufacturing PMI sebesar 52,8 yang kurang daripada yang diperkirakan sebesar 55,0 dan kurang dari angka sebelumnya sebesar 55,3.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (2/5) pukul 17.30 WIB pasangan mata uang EUR/USD terpantau menguat dengan naik sebesar 0,04% pada level 1,1200. Selain itu, euro bergerak naik oleh tenaga yang didapat pada perdagangan sebelumnya pasca rilis data produk domestik bruto (PDB) Eurozone kuartal-I 2019 dan angka inflasi Jerman yang lebih baik dari perkiraan.

Sedangkan dollar AS terpantau mulai melemah setelah The Fed mengadakan pertemuan selama dua hari dalam rapat Federal Open Market Comittee (FOMC) Kamis (2/5) dini hari tadi dan mengumumkan bakal tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 2,25%-2,5%. Hal lain yang menjadi market mover adalah pernyataan Jerome Powell yang dinilai pasar cenderung hawkish dan terdengar cukup optimistis.


Di samping itu, Powell juga mengatakan penurunan inflasi AS baru-baru ini disebabkan oleh faktor yang bersifat sementara, sehingga Powell tidak menyiratkan kekhawatiran terhadap prospek Inflasi tahun ini. 

Pernyataan Powell tersebut seolah mengabaikan desakan Presiden Trump sebelumnya yang ingin The Fed memangkas suku bunga secepatnya di tengah rendahnya tingkat inflasi.

“Nampaknya dampak dari pernyataan Powell mulai memudar sehingga para investor mulai fokus terhadap rilis data ekonomi berikutnya yaitu non-Farm Payrolls,” kata Nanang Wahyudin, analis Finex Berjangka, Kamis (2/5). 

Data non-Farm Payrolls AS diprediksi akan turun dari 196.000 menjadi 185.000.

Akan tetapi, Nanang melihat inflasi AS masih terjaga sehingga dollar AS masih mungkin menguat. Ditambah bursa saham AS sedang dalam tren naik. Di sisi lain, Gubernur European Central Bank, Mario Draghi akan mengakhiri masa jabatannya di akhir tahun ini.

“Belum ada kabar pasti siapa yang menggantikan Draghi, sehingga euro kemungkinan akan melemah,” kata Nanang. 

Secara teknikal Nanang mengamati candle stick dalam kondisi tertekan di bawah 1,1200. Sementara indikator moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 berada di bawah garis. Stochastic cenderung mulai berada di area tengah yang menunjukkan adanya pembalikan arah menurun. Makanya ia merekomendasikan sell EUR/USD dalam jangka pendek.

Pada perdagangan selanjutnya Nanang memprediksi pergerakan pasangan mata uang ini akan berada di level support 1,1169, 1,1138, dan 1,1108. Sementara resistance di level 1,1245, 1,1276, dan 1,1306.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi