JAKARTA. Ekonomi dunia nampaknya masih akan muram dalam jangka waktu panjang. Dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2015 yang terbit kemarin, Bank Dunia bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini, dari semula 3% menjadi 2,8%. Rontoknya harga komoditas, terutama harga minyak mentah yang telah longsor hingga 40% sejak tahun lalu, melemahkan ekonomi dunia. Terutama ekonomi negara-negara berkembang. Dengan alasan itu pula, lembaga multilateral ini pula menggunting prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di tahun ini menjadi hanya 4,4%. Padahal, awal Januari 2015 lalu, Bank Dunia masih yakin ekonomi negara berkembang bakal tumbuh hingga 4,8%. Menurut Bank Dunia, negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan berat tahun ini. Apalagi, bila The Fed mengerek suku bunga. Padahal, sejak krisis 2008, negara berkembang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, "Sekarang negara-negara berkembang menghadapi kondisi ekonomi lebih sulit," tandas Jim Yong Kim, Presiden Bank Dunia, Kamis (11/6).
Ekonomi global makin rentan krisis
JAKARTA. Ekonomi dunia nampaknya masih akan muram dalam jangka waktu panjang. Dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2015 yang terbit kemarin, Bank Dunia bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini, dari semula 3% menjadi 2,8%. Rontoknya harga komoditas, terutama harga minyak mentah yang telah longsor hingga 40% sejak tahun lalu, melemahkan ekonomi dunia. Terutama ekonomi negara-negara berkembang. Dengan alasan itu pula, lembaga multilateral ini pula menggunting prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di tahun ini menjadi hanya 4,4%. Padahal, awal Januari 2015 lalu, Bank Dunia masih yakin ekonomi negara berkembang bakal tumbuh hingga 4,8%. Menurut Bank Dunia, negara berkembang menghadapi sejumlah tantangan berat tahun ini. Apalagi, bila The Fed mengerek suku bunga. Padahal, sejak krisis 2008, negara berkembang menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, "Sekarang negara-negara berkembang menghadapi kondisi ekonomi lebih sulit," tandas Jim Yong Kim, Presiden Bank Dunia, Kamis (11/6).