Ekonomi Global Melambat, Tantangan Industri Manufaktur Semakin Berat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menilai bahwa sektor manufaktur memang merupakan sektor yang memberikan efek multiplier dan nilai tambah tinggi bagi perekonomian. Untuk itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi memang menandakan pertumbuhan yang tinggi pula dari sektor industri.

Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi global maka tantangan untuk meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur akan semakin berat. Ini karena permintaan global yang menurun berpotensi menurunkan pula kinerja industri berorientasi ekspor.

"Namun demikian, upaya mendorong permintaan di dalam negeri serta kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA), harapannya akan tetap menggerakkan industri manufaktur," ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Jumat (28/7).


Baca Juga: Ekonomi RI Tahun 2024 Berpeluang Tumbuh Lebih Tinggi dari 2023, Ini Pendorongnya

Oleh karena itu, Ferry bilang, pemerintah akan terus mendorong ekosistem yang baik dari sisi kemudahan berusaha dan perizinan, kebijakan fiskal, ketersediaan lahan, ketersediaan sumber bahan baku, serta peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM) agar industri semakin berdaya saing.

Di sisi lain, Ia menyampaikan, sektor manufaktur masih terus tumbuh meskipun kontribusi atau perannya terhadap perekonomian belum mengalami peningkatan.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur juga masih tetap mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati