KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi di Indonesia masih lesu. Kelesuan ekonomi ini bisa berdampak pada penurunan kemampuan bayar debitur perusahaan pembiayaan atau multifinance, sehingga berefek terhadap tingkat kredit macet dan eksekusi penarikan kendaraan. Lantas bagaimana tren penarikan kendaraan oleh sejumlah perusahaan multifinance? PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyebut, rasio atas penarikan kendaraan berbanding dengan jumlah akun portofolio perusahaan masih terjaga dengan baik. Rasio penarikan kendaraan di CNAF per Agustus 2023 berada di angka 0,28% dan per Agustus 2024 nai menjadi 0,3%.
“Kesehatan portfolio CNAF juga terus membaik, terlihat dari nilai Non Performing Financing (NPF) per bulan Agustus ada di angka 1,21%,” kata Direktur CNAF Ristiawan Suherman, kepada KONTAN, Jumat (4/10). Sampai dengan bulan Agustus 2024, Ristiawan menyebutkan CNAF telah melakukan penarikan kendaraan sebesar 238 unit per bulannya, atau jika berbanding dengan total akun portfolio ada di angka 0,3%. “Penarikan kendaraan ini merupakan salah satu cara perseroan dalam menjaga kesehatan portofolio atau pembiayaan macet,” kata dia.
Baca Juga: Penarikan Kendaraan di Multifinance Marak, Ini Kata Mandala Finance Selain itu, CNAF juga selalu terbuka dengan nasabah untuk mencari penyelesaian terbaik dalam mengelola akun pembiayaan nasabah.
Sebagai informasi, jumlah tarikan mobil yang didapatkan dari nasabah yang secara sukarela mengembalikan kendaraan adalah sebesar 50% dari rata-rata total penarikan kendaraan setiap bulannya. Sampai dengan bulan Agustus 2024, total Ristiawan bilang, pendapatan CNAF dari hasil lelang kendaraan tarikan sebesar Rp 247,24 Miliar. Menurutnya, lelang menjadi salah satu cara untuk penyelesaian kredit macet guna menjaga kesehatan portofolio perusahaan. Adapun sampai dengan Agustus 2024, Ristiawan mengatakan, CNAF mencatatkan NPF di posisi 1,21% atau membaik 3 Bps, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1.25%. “CNAF optimis sampai dengan penghujung tahun 2024 ini dapat meraih angka NPF di bawah 1%,” tuturnya. Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Utama Finance (MUF), Stanley Setia Atmadja mengatakan, penarikan kendaraan pada tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, seiring dengan terus bertumbuhnya piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan.
Sayangnya, dia tidak berkenan untuk menyebutkan besaran kendaraan yang sudah ditarik MUF. Lebih lanjut, Stanley menyebutkan total piutang pembiayaan yang dikelola MUF sampai dengan Agustus 2024 mencapai Rp 33,8 triliun. Angka ini tumbuh 17,1% dibandingkan tahu lalu. “Di sisi lain, rasio kredit macet berhasil ditekan, di mana per Agustus 2024, NPF MUF adalah sebesar 1,34%. Angka ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,49%,” kata dia kepada KONTAN, Jumat (4/10). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat