Ekonomi Inggris catat pertumbuhan terendah akibat ketidakpastian Brexit



KONTAN.CO.ID - LONDON. Ekonomi Inggris tumbuh pada laju terlemahnya dalam tiga bulan terakhir hingga November 2018. Data resmi yang dirilis pada Jumat (11/1) menujukan perlambatan karena pabrik-pabrik terdampak kondisi perdagangan global yang sulit dan semakin dekatnya batas waktu Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.

Mengutip Reuters pada Jumat (11/1), pertumbuhan produk domestik bruto selama tiga bulan per November tumbuh 0,3%. Nilai ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tiga bulan per Oktober 2018 sebesar 0,4%. Perlambatan ini sesuai dengan konsensus ekonom Reuters.

Kantor Statistik Nasional Inggris menyatakan, produk industri mengalami penurunan bulanan terpanjang sejak krisis keuangan. Sebab melemahnya permintaan di luar negeri. Hingga November saja, produk industri turun 1,5% yoy. Penurunan ini paling besar sejak Agustus 2013.


Kekhawatiran tentang ekonomi global telah meningkat akibat kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kinerja produksi industri Jerman dan Perancis awal pekan ini juga senasib dengan Inggris.

"Mungkin ada tema umum yang merugikan sektor pabrik di seluruh Eropa, misalnya perubahan dalam industri otomotif," kata kepala ekonom Investec, Philip Shaw, seraya menambahkan bahwa kekhawatiran Brexit juga membebani investasi.

Pembuat mobil di seluruh Eropa tercatat mengalami penurunan permintaan untuk jenis kendaraan diesel karena kekhawatiran polusi. Angka-angka sesuai dengan survei bisnis dan konsumen yang menunjukkan ekonomi melambat tajam setelah pertumbuhan kuat 0,6% pada kuartal ketiga tahun 2018.

Hal ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian di depan Brexit, serta kegelisahan global.

Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bisnis masih akan dapat berdagang tanpa mengganggu rantai pasokan lintas batas masih belum jelas.

Perdana Menteri Theresa May berisiko kehilangan pemungutan suara parlemen pada hari Selasa atas kesepakatan yang telah ia setujui dengan UE. Kekalahan akan membuka prospek Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa pengaturan transisi untuk memperlancar guncangan ekonomi.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ekonomi Inggris 1,4% lebih besar. Pada bulan November saja, itu meningkat 0,2%, dibandingkan dengan perkiraan untuk kenaikan 0,1%.

Bank of England mengatakan ekonomi kemungkinan akan tumbuh sekitar 0,2% selama kuartal keempat 2018.

Ekonomi Inggris melambat setelah pemungutan suara Brexit Juni 2016, tingkat pertumbuhannya tergelincir dari posisi teratas di antara kelompok negara-negara kaya Kelompok Tujuh ke papan tengah atau lebih rendah.

Musim panas yang luar biasa hangat dan Piala Dunia sepak bola mendorong kenaikan pada pertengahan 2018 tetapi data penjualan ritel menunjukkan konsumen mengekang pengeluaran akhir tahun lalu.

Sektor jasa Inggris tumbuh 0,3% selama tiga bulan hingga November, sementara output industri turun 0,8%, penurunan terbesar sejak Mei 2017.

Editor: Noverius Laoli