KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi mata uang poundsterling berbalik menunjukkan pelemahan di hadapan dolllar Amerika Serikat (AS). Meski indeks dollar masih ada kondisi terpuruk tetapi sajian data ekonomi Inggris yang di bawah ekspektasi telah memicu aksi profit taking terhadap pound. Mengutip Bloomberg, Selasa (16/1) pukul 19.20 wib pasangan GBP/USD tercatat melemah 0,22% ke level 1,3756. Puja Purbaya Sakti, Analis PT Rifan Financindo Futures melihat sebenarnya sejak 11 Januari lalu pasangan GBP/USD terus beranjak naik dan melonjak hingga 2,2%. Bahkan kurs poundsterling telah menyentuh level tertingginya sejak tahun 2016. Sajian data ekonomi Inggris yang di bawah ekspektasi yang akhirnya meruntuhkan penguatan tersebut. Inflasi bulan Desember yang melemah dari 3,1% ke 3%. Kemudian indeks harga produksi juga semakin tertekan dari level 1,6% ke level 0,1%. Padahal seharusnya Inggris tengah mendapatkan sentimen positif lantaran mendapat dukungan dari Belanda dan Spanyol terkait proses Brexit. Di mana terjalin kesepakatan Inggris tidak menjauh dari blok perdagangan Uni Eropa pasca Brexit. Ditambah lagi hasil kesepakatan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk mencari kesepakatan dagang yang menguntungkan bagi kedua belah pihak juga sangat mendukung kurs poundsterling. Dari Amerika Serikat (AS) pun pelemahan indeks dollar seharusnya bisa semakin menopang penguatan pound. Mengutip Bloomberg Selasa (16/1) pukul 18.30 wib indeks dollar AS juga masih melemah 0,25% ke level 90,749. Indeks terus menunjukkan pelemahan pasca rumor China akan menghentikan pembelian obligasi AS. Untuk Rabu (17/1) nasib pasangan GBP/USD akan bergantung pada hasil pidato Michael Saunders, anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE. Apabila pidato yang diberikan oleh Saunders ini cukup hawkish maka akan memberikan dampak favorable bagi kurs poundsterling. Demikian pula jika bernada dovish malah bisa juga menekan pound. Secara teknikal pada grafik harian indikator-indikator masih memberi sinyal strong buy. Di mana indikator Moving Average Exponential menunjukkan sinyal Bullish dan Red over blue pada Vortex Indicator juga mensinyalkan untuk Long position. Rekomendasi : Sell Support : 1,3775 – 1,3731 Resistance : 1,3851 – 1,3860
Ekonomi Inggris jelek, poundsterling terpeleset dari level tertinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi mata uang poundsterling berbalik menunjukkan pelemahan di hadapan dolllar Amerika Serikat (AS). Meski indeks dollar masih ada kondisi terpuruk tetapi sajian data ekonomi Inggris yang di bawah ekspektasi telah memicu aksi profit taking terhadap pound. Mengutip Bloomberg, Selasa (16/1) pukul 19.20 wib pasangan GBP/USD tercatat melemah 0,22% ke level 1,3756. Puja Purbaya Sakti, Analis PT Rifan Financindo Futures melihat sebenarnya sejak 11 Januari lalu pasangan GBP/USD terus beranjak naik dan melonjak hingga 2,2%. Bahkan kurs poundsterling telah menyentuh level tertingginya sejak tahun 2016. Sajian data ekonomi Inggris yang di bawah ekspektasi yang akhirnya meruntuhkan penguatan tersebut. Inflasi bulan Desember yang melemah dari 3,1% ke 3%. Kemudian indeks harga produksi juga semakin tertekan dari level 1,6% ke level 0,1%. Padahal seharusnya Inggris tengah mendapatkan sentimen positif lantaran mendapat dukungan dari Belanda dan Spanyol terkait proses Brexit. Di mana terjalin kesepakatan Inggris tidak menjauh dari blok perdagangan Uni Eropa pasca Brexit. Ditambah lagi hasil kesepakatan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel untuk mencari kesepakatan dagang yang menguntungkan bagi kedua belah pihak juga sangat mendukung kurs poundsterling. Dari Amerika Serikat (AS) pun pelemahan indeks dollar seharusnya bisa semakin menopang penguatan pound. Mengutip Bloomberg Selasa (16/1) pukul 18.30 wib indeks dollar AS juga masih melemah 0,25% ke level 90,749. Indeks terus menunjukkan pelemahan pasca rumor China akan menghentikan pembelian obligasi AS. Untuk Rabu (17/1) nasib pasangan GBP/USD akan bergantung pada hasil pidato Michael Saunders, anggota Komite Kebijakan Moneter (MPC) BoE. Apabila pidato yang diberikan oleh Saunders ini cukup hawkish maka akan memberikan dampak favorable bagi kurs poundsterling. Demikian pula jika bernada dovish malah bisa juga menekan pound. Secara teknikal pada grafik harian indikator-indikator masih memberi sinyal strong buy. Di mana indikator Moving Average Exponential menunjukkan sinyal Bullish dan Red over blue pada Vortex Indicator juga mensinyalkan untuk Long position. Rekomendasi : Sell Support : 1,3775 – 1,3731 Resistance : 1,3851 – 1,3860