JAKARTA. Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richer yang memicu tsunami di Jepang pada 11 Maret 2011 telah melumpuhkan perekonomian Jepang. Padahal, Jepang menjadi salah satu tujuan ekspor dunia, termasuk Indonesia. Salah satu produk ekspor Indonesia yang juga berpotensi melesu gara-gara bencana yang melanda Jepang itu adalah mebel dan kerajinan. Ambar Tjahyono, Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) bilang, dampaknya ekspor mebel dan kerajinan ke Jepang bisa turun hingga 70% pada 2011. Tahun lalu, ekspor mebel ke Jepang mencapai US$ 120 juta. Artinya, Indonesia bisa kehilangan potensi ekspor senilai US$ 84 juta dari Jepang. Dengan kondisi yang saat ini juga sedang mengalami krisis nuklir, Jepang dapat menghentikan ekspornya selama 6 bulan ke depan.“Untuk mengantisipasi penurunan ekspor tahun ini, para pengusaha mebel dan kerajinan Indonesia harus mengalihkan dan meningkatkan pasarnya di China, Korea dan Taiwan,” katanya.Salah satu caranya, dalam ajang International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 yang berlangsung pada 11-14 Maret 2011 lalu, para pengusaha mebel lokal telah mengundang para pemasok mebel dari Korea. Para delegasi misi dagang Korea telah berminat untuk meningkatkan pengiriman mebel Indonesia ke negaranya. Memang prospek pasar ekspor ke Korea cukup baik. Pada 2010 nilai ekspor mebel ke Korea naik menjadi US$ 34,20 juta dari US$ 25,04 juta pada 2009. Dengan begitu, Ambar optimistis ekspor mebel dan kerajinan tahun ini bisa mencapai angka US$ 3 miliar, naik 7,14% dari nilai ekspor 2010 yang sebesar US$ 2,8 miliar. "Saya yakin target itu bisa tercapai, karena di bulan September 2011 Asmindo akan mengadakan pameran IFFINA lagi, dengan konsep yang berbeda," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ekonomi Jepang melesu, potensi ekspor mebel Indonesia bisa hilang US$ 84 juta
JAKARTA. Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richer yang memicu tsunami di Jepang pada 11 Maret 2011 telah melumpuhkan perekonomian Jepang. Padahal, Jepang menjadi salah satu tujuan ekspor dunia, termasuk Indonesia. Salah satu produk ekspor Indonesia yang juga berpotensi melesu gara-gara bencana yang melanda Jepang itu adalah mebel dan kerajinan. Ambar Tjahyono, Ketua Umum Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) bilang, dampaknya ekspor mebel dan kerajinan ke Jepang bisa turun hingga 70% pada 2011. Tahun lalu, ekspor mebel ke Jepang mencapai US$ 120 juta. Artinya, Indonesia bisa kehilangan potensi ekspor senilai US$ 84 juta dari Jepang. Dengan kondisi yang saat ini juga sedang mengalami krisis nuklir, Jepang dapat menghentikan ekspornya selama 6 bulan ke depan.“Untuk mengantisipasi penurunan ekspor tahun ini, para pengusaha mebel dan kerajinan Indonesia harus mengalihkan dan meningkatkan pasarnya di China, Korea dan Taiwan,” katanya.Salah satu caranya, dalam ajang International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2011 yang berlangsung pada 11-14 Maret 2011 lalu, para pengusaha mebel lokal telah mengundang para pemasok mebel dari Korea. Para delegasi misi dagang Korea telah berminat untuk meningkatkan pengiriman mebel Indonesia ke negaranya. Memang prospek pasar ekspor ke Korea cukup baik. Pada 2010 nilai ekspor mebel ke Korea naik menjadi US$ 34,20 juta dari US$ 25,04 juta pada 2009. Dengan begitu, Ambar optimistis ekspor mebel dan kerajinan tahun ini bisa mencapai angka US$ 3 miliar, naik 7,14% dari nilai ekspor 2010 yang sebesar US$ 2,8 miliar. "Saya yakin target itu bisa tercapai, karena di bulan September 2011 Asmindo akan mengadakan pameran IFFINA lagi, dengan konsep yang berbeda," ujarnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News