KONTAN.CO.ID - SEOUL. Lampu kuning bagi ekonomi Korea Utara mulai berkedip. Negara yang dipimpin Kim Jong-un ini mengalami kontraksi ekonomi tertajam selama dua dekade terakhir. Sanksi internasional telah memukul pertumbuhan ekonomi Korea Utara. Tahun lalu produk domestik bruto (PDB) Korea Utara mengalami kontraksi 3,5%. Kondisi ini menandai penurunan terbesar sejak kontraksi PDB sebesar 6,5% di 1997, ketika negara yang terisolasi itu dilandai kelaparan hebat. Korea Utara tidak mempublikasi data ekonomi. Kendati demikian, bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BoK) memperkirakan, Korea Utara akan mengalami perekonomian yang buruk di masa depan. Bank of Korea melaporkan, pendapatan per kapita di Korea Utara diperkirakan hanya KRW 1,46 juta atau sekitar US$ 1.285 di tahun lalu. Artinya, ini hanya sekitar 4,4% dari pendapatan per kapita di Korea Selatan.
Ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi paling tajam
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Lampu kuning bagi ekonomi Korea Utara mulai berkedip. Negara yang dipimpin Kim Jong-un ini mengalami kontraksi ekonomi tertajam selama dua dekade terakhir. Sanksi internasional telah memukul pertumbuhan ekonomi Korea Utara. Tahun lalu produk domestik bruto (PDB) Korea Utara mengalami kontraksi 3,5%. Kondisi ini menandai penurunan terbesar sejak kontraksi PDB sebesar 6,5% di 1997, ketika negara yang terisolasi itu dilandai kelaparan hebat. Korea Utara tidak mempublikasi data ekonomi. Kendati demikian, bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea (BoK) memperkirakan, Korea Utara akan mengalami perekonomian yang buruk di masa depan. Bank of Korea melaporkan, pendapatan per kapita di Korea Utara diperkirakan hanya KRW 1,46 juta atau sekitar US$ 1.285 di tahun lalu. Artinya, ini hanya sekitar 4,4% dari pendapatan per kapita di Korea Selatan.