Ekonomi Korea Utara Menyusut Tiga Tahun Berturut-turut



KONTAN.CO.ID - Ekonomi Korea Utara kembali mengalami penyusutan pada tahun 2022. Situasi itu sekaligus menandai penurunan selama tiga tahun berturut-turut.

Menurut data dari Statistics Korea yang dirilis hari Rabu (20/12), anjloknya perekonomian Korea Utara saat ini masih merupakan dampak dari sanksi internasional dan pandemi Covid-19.

Mengutip Yonhap, produk domestik bruto (PDB) riil Korea Utara tahun 2022 turun tipis 0,2% dari tahun sebelumnya. Catatan itu menyusul penurunan PDB sebesar 4,5% pada tahun 2020 dan penurunan 0,1% pada tahun 2021.


Baca Juga: China dan Korea Utara Adakan Pertemuan Tingkat Tinggi di Tengah Peluncuran Rudal

Penurunan ini juga terjadi karena produksi dari industri pertambangan dan manufaktur turun 4,6% dibandingkan tahun lalu dan output dari sektor pertanian dan perikanan turun 2,1%. 

Produksi biji-bijian Korea Utara berjumlah 4,51 juta ton pada tahun 2022, turun 4% dari tahun sebelumnya.

Korea Utara menghadapi sanksi ekonomi internasional karena program persenjataannya dan menutup perbatasannya dari Januari 2020 hingga September 2023 untuk mencegah penyebaran Covid-19. 

Situasi itu membuat Korea Utara semakin terisolasi secara ekonomi.

Baca Juga: Intip Kemampuan Hwasong-18, ICBM Korea Utara yang Baru Diuji Coba

Perbandingan Ekonomi Korea Utara dan Korea Selatan

Tahun lalu, PDB Korea Utara mencapai 36,2 triliun won (US$27,84 miliar). Angka itu hanya 1,7% dari PDB Korea Selatan di tahun yang sama.

Sejalan dengan itu, pendapatan nasional bruto (GNI) Korea Utara mencapai 36,7 triliun won, dan GNI per kapita mencapai 1,43 juta won, atau hampir sepertiga dari PDB Korea Selatan.

Total nilai perdagangan Korea Utara melonjak 122,4% dibandingkan tahun lalu menjadi US$1,59 miliar. Sebaliknya, nilai perdagangan Korea Selatan di tahun yang sama adalah US$1,42 triliun.

Ekspor Korea Utara melonjak 93,9% menjadi US$16 juta dan impor melonjak 126,1% menjadi US$1,43 miliar.

Baca Juga: Pasukan Internasional di Perbatasan Dua Korea Dipersenjatai Kembali

Data dari Statisticss Korea menunjukkan, Tiongkok masih jadi mitra dagang utama Korea Utara dengan menyumbang 96,7% dari total transaksi Korea Utara dengan dunia luar, diikuti oleh Vietnam dengan 1% dan Argentina dengan 0,8%.

Di luar urusan ekonomi, populasi Korea Utara berhasil naik 90.000 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya dan tahun lalu mencapai 25,7 juta jiwa. Jumlah itu tentu masih lebih sedikit dari Korea Selatan yang mencapai 51,67 juta di tahun yang sama.

Statistics Korea yang berbasis di Seoul berencana untuk memberikan lebih banyak informasi dengan menyajikan indeks baru, seperti bencana alam, penyakit, dan tingkat merokok. Lembaga ini telah menerbitkan informasi umum mengenai Korea Utara sejak tahun 1995.

Selanjutnya: Operasi Lilin Nataru, Polri Amankan 39.495 Gereja di Seluruh Indonesia

Menarik Dibaca: 3 Penyebab Utama Kulit Susah Glowing, Salah Satunya Makan Mi Instan!