Ekonomi Kreatif Tumbuh 5,69%, Nilai Ekspor Lampaui Target 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor ekonomi kreatif Indonesia menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif tercatat tumbuh 5,69%, sementara nilai ekspornya telah mencapai US$ 12,89 miliar, melampaui target yang ditetapkan untuk 2025. Data ini sekaligus menunjukkan daya tahan sektor kreatif di tengah dinamika ekonomi global.

Kinerja tersebut diungkapkan dalam Prasasti Insights, yang digelar Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. 

Burhanuddin Abdullah, Board of Advisors Prasasti, menekankan bahwa keunggulan ekonomi kreatif Indonesia terletak pada kekayaan budaya yang orisinal dan kreativitas yang tumbuh dari keragaman. 


"Di saat banyak negara bertumpu pada efisiensi skala dan teknologi, ekonomi kreatif Indonesia menawarkan diferensiasi nilai berbasis identitas, narasi, dan inovasi lokal,” ujar Burhanuddin di Jakarta, Selasa (23/12/2025).

Baca Juga: BPS Catat Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif Capai 27,40 juta Jiwa pada 2025

Selain pertumbuhan PDB, sektor ini juga menyerap 27,4 juta tenaga kerja per November 2025. Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa kekuatan ekonomi kreatif bertumpu pada akar budaya di seluruh wilayah, bukan hanya di kota besar. 

“Tambang baru Indonesia itu ekonomi kreatif dari masing-masing daerah. Kementerian Ekraf memetakan potensi subsektor unggulan daerah sebagai sumber identitas, motivasi, dan inovasi,” ujar Teuku Riefky.

Ia menambahkan program Talenta Ekraf memberikan pelatihan untuk semua subsektor, sekaligus scale-up akses pasar dan pendanaan agar talenta kreatif bisa bersaing di tingkat nasional maupun global.

Executive Director Prasasti, Nila Marita, menekankan perlunya ruang dialog kebijakan yang inklusif dan terstruktur. 

"Penguatan ekonomi kreatif harus terus tumbuh dari daerah, berakar pada keragaman lokal, talenta daerah, dan ekosistem kreatif,” kata Nila.

Baca Juga: Menteri Ekonomi Kreatif Usul Anggaran Tahun 2026 Ditambah Jadi Rp 1,06 Triliun

Dalam konteks subsektor, Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menyebut pertumbuhan 5,69 persen menunjukkan ekonomi kreatif berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, subsektor yang dominan adalah kuliner, fesyen, dan kriya. 

Nailul menilai film dan musik memiliki potensi besar, seiring peran platform digital dan layanan OTT sebagai saluran distribusi dan monetisasi.

Kementerian Ekonomi Kreatif memastikan berbagai strategi telah dijalankan untuk memperluas basis subsektor sekaligus meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi nasional. Sinkronisasi kebijakan antara kementerian terkait diharapkan memperkuat ekosistem ekonomi kreatif dan mendorong pertumbuhan berbasis daerah.

Selanjutnya: Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nilai Kenaikan UMP Harus 40%

Menarik Dibaca: KAI Dorong Pelanggan Manfaatkan Access by KAI untuk Mudahkan Perjalanan Nataru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News