KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri di kuartal I-2021 berada di rentang minus 1% hingga minus 0,1% secara year on year (yoy). Kendati terkontraksi secara tahunan, proyeksi ekonomi tersebut lebih baik dibanding kuartal IV-2020 yang tercatat minus 2,19%. Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr tidak memungkiri, kemungkinan pertumbuhan PDB yang minus masih besar. Indikator konsumsi seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), inflasi, penjualan ritel, dan semen, masih terbilang lemah hingga akhir Februari 2021. "Pertumbuhan PDB yang diperkirakan minus ini, dapat juga ditranslasikan kepada laba emiten yang mungkin belum terlalu pulih. Khususnya, emiten dengan eksposur dalam negeri," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (23/3).
Pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi secara tahunan itu kemungkinan sudah terefleksi dalam pergerakan IHSG yang cenderung sideways belakangan ini. Di samping, adanya sentimen global berkaitan dengan yield US Treasury yang terus membayangi. Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi diprediksi masih terkontraksi, begini dampaknya ke IHSG Walau begitu, ia memperkirakan angka negatif di kuartal I 2021 tidak lebih dalam dibanding kuartal IV 2020. Apalagi di kuartal II belanja masyarakat dapat terpicu dengan momentum lebaran dan tunjangan hari raya (THR), maupun gaji ke-13 PNS. Di sisi lain, dengan adanya low base effect, semestinya terjadi lonjakan pertumbuhan di kuartal II 2021. "Dan berlanjut hingga kuartal III dan kuartal IV dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat dibanding kuartal II 2021," imbuhnya.