Ekonomi kuartal II-2021 tumbuh tinggi karena baseline tahun lalu yang jeblok



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior Chatib Basri menilai, ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021 tumbuh tinggi lantaran baseline pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang jeblok. Namun, memang berbagai perbaikan leading indicator di kuartal II-2021 juga menyokop pemulihan ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 sebesar 7,07% year on year (yoy). Pencapaian ini jauh lebih baik dibandingkan posisi ekonomi pada kuartal II-2021 yang minus 5,32% yoy.

“Pertumbuhan yang tinggi ini (kuartal II-2021) karena data yoy, kuartal II-2020 yang minus 5,32% kombinasi perbandingan yang low based. Pertumbuhan di kuartal II-2021 konsisten dengan leading indikcator dan Purcashing Managers Index (PMI) Manufaktur,” kata Chatib Basri dalam acara Dialog Ekonomi Tentang Kinerja Ekonomi Kuartal II-2021, Kamis (5/8).


Chatib mengatakan, perbaikan indikator ekonomi dan laju PMI yang melonjak telah mengonfirmasi adanya pemulihan ekonomi di kuartal II-2021. Ia menyoroti peningkatan penjualan mobil melonjak di periode April-Juni 2021, sehingga berdampak ganda bagi perekonomian.

Baca Juga: Pertumbuhan kuartal II 2021 tercatat 7,07%, BPS: RI resmi keluar dari jurang resesi

Hal tersebut, tak terlepas dari dorongan pemerintah yang memberikan diskon pajak penjualan atas barang merwah (PPnBM) mobil yang terbukti menstimulus konsumsi otomotif.

Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga memperhatikan, pertumbuhan ekonomi  di kuartal II-2021 sangat terakselerasi karena kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,93% yoy. Menurutnya, konsumsi rumah tangga merupakan motor penggerak ekonom Indonesia.

Pasalnya dalam pencapaian konsumsi rumah tanggal pada kuartal II-2021 telah berkontribusi lebih dari 50% dari total realisasi pertumbuhan ekonomi. “Konsumsi meningkat karena mebilitas yang kembali bergerak terlihat dari berbagai leading indicator seperti growseri, transportasi dan membuat permintaan naik akibat mobilitas yang kembali,” kata dia.

Setali tiga uang, adanya peningkatan permintaan dari masyarkaat berdampak pada kenaikan produksi. Dus, investasi yakni Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II-2021 tumbuh 7,54% yoy.

Sejalan dengan itu, ekspor dan impor masing-masing tumbuh 31,78% yoy dan 31,22% yoy. Kata Chatib, kabar baiknya peningkatan ekspor tersokong kinerja sektor manufaktur yang tumbuh di atas 6% yoy. Hal ini penting karena sektor manufaktur mempunya multiplier effect yang banyak.

Chatib menyebut, kinerja ekspor manufaktur tersebut ditopang geliat industri besi, baja, dan kenaikan harga-harga komoditas sumber daya alam (SDA) terutama batubara.

Sementara, untuk realisasi impor di kuartal II-2021, Chatib menggangapnya merupakan hal positif. Toh, geliat impor untuk mendorong produksi dalam negeri yang bertujuan mengakselerasi perekonomian.

“Saya termasuk orang yang tidak khawatir kalau impor naik. Karena 90% dari impor kita itu bahan baku dan barang modal. Kalau (impor) naik berarti investasinya jalan,” kata dia.

Selanjutnya: Prediksi Chatib Basri : Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 di kisaran 4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat