KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini ekonomi dalam negeri anjlok akibat dampak pandemi corona virus disease (Covid-19). Meski begitu, ekonomi pada kuartal IV-2020 diyakini akan membaik dibanding kuartal sebelumnya. Asal tahu saja, pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tumbuh melambat di level 2,97%
year on year (yoy). Kemudian saat virus corona terdeteksi di Indonesia pertama kalinya di bulan Maret, sontak ekonomi di kuartal II-2020 terkontraksi hingga minus 5,32% yoy. Setelah mengalami pukulan berat, di kuartal III-2020 ekonomi perlahan mulai membaik, meskipun masih berada di zona merah yakni minus 3,49% yoy.
Nah, di kuartal IV-2020 ekonomi diramal masih loyo, namun melanjutkan pemulihan dari periode sebelumnya. Beberapa indikator ekonomi di periode kuartal IV-2020 mengindikasikan perbaikan aktivitas ekonomi, setelah proses turning point atau pembalikan arah dari kondisi kuartal III-2020.
Pertama, Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia meningkat dari 47,8 di Oktober menjadi 50,6 di November 2020, berada di atas threshold 50. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur berada pada level ekspansi.
Baca Juga: Tanda-tanda pemulihan ekonomi Indonesia versi Menko Airlangga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan PMI sebagai leading indicator menggambarkan kondisi produksi, permintaan, dan penjualan, yang mulai meningkat. Menkeu menyampaikan pemerintah tetap melanjutkan upaya pemulihan ekonomi, terutama melalui optimalisasi penyerapan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 dan belanja daerah. Upaya ini diarahkan untuk melanjutkan penanganan pandemi Covid-19, menjaga daya beli masyarakat, serta memastikan aktivitas dunia usaha kembali bangkit.
Kedua, perkembangan inflasi di tingkat konsumen pada November 2020 mengalami inflasi sebesar 0,28% month to month (mtm) yang terutama dipengaruhi oleh tekanan inflasi pangan. Sehingga, inflasi hingga November 2020 mencapai 1,59% year on year (yoy) atau 1,23% year to date (ytd). Menurut Menkeu, perkembangan inflasi November 2020 ini mencerminkan adanya perbaikan permintaan masyarakat meskipun masih terbatas di masa pandemi Covid-19.
Dari sisi per komponen, inflasi
volatile food melanjutkan tren meningkat dari bulan sebelumnya didorong masuknya musim tanam dan musim penghujan di tengah mulai meningkatnya permintaan. Laju inflasi inti masih melanjutkan tren penurunan namun lebih lebih landai dibandingkan bulan- bulan sebelumnya. Sementara itu, laju Inflasi
administered price sedikit meningkat yang didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara. Dengan realisasi inflasi kumulatif hingga November 2020 yang rendah maka target inflasi 2020 tetap terjaga. “Ke depan, pemerintah tetap berupaya untuk menjaga stabilitas harga sebagai dukungan bagi pemulihan ekonomi nasional melalui strategi ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif, termasuk menciptakan kebijakan yang akomodatif dalam pencapaian sasaran inflasi,” kata Menkeu dalam laporan APBN 2020 Periode November yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (23/12).
Editor: Herlina Kartika Dewi