Ekonomi lemah, utang luar negeri melambat



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memprediksi, ekonomi tahun ini berada pada angka 4,8%-4,9%. Sedangkan pada triwulan III, ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 4,85%. Kondisi ini membuat laju utang luar negeri (ULN) swasta semakin melambat.

Berdasarkan data terbaru ULN 2015, total utang luar negeri pada akhir Agustus adalah US$ 303,2 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 303,9 miliar. Meski demikian, pertumbuhan ULN Agustus year on year (yoy) 3,9%, lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya 3,7%. Meski demikian,

Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN baik sektor publik maupun sektor swasta. Posisi ULN sektor publik sebesar US$ 133,9 miliar turun US$ 0,5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya akibat dari turunnya ULN pemerintah. Sementara itu, posisi ULN sektor swasta sebesar US$ 169,3 miliar turun US$ 0,1 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya ULN bank.


Sementara itu, menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Agustus 2015 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan yoy ULN sektor listrik, gas & air bersih mengalami peningkatan.

Sementara pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor keuangan dan sektor industri pengolahan tercatat melambat. Di sisi lain, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada bulan sebelumnya.

BI memandang, perkembangan utang luar negeri Agustus 2015 masih cukup sehat. Meski demikian, BI menilai risiko posisi ULN tersebut terhadap perekonomian, perlu terus diwaspadai. BI juga menyatakan, akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN swasta agar ULN dapat berperan optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi pembiayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia