Ekonomi lesu, kredit BPD Yogyakarta tumbuh 17%



JAKARTA. Meski Indonesia tengah mengalami perlambatan ekonomi, tetapi kredit Bank Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta (Bank BPD DIY) tetap tumbuh dengan baik. Semester I tahun ini, kredit Bank BPD DIY tumbuh sebesar 17%.

Bambang Setiawan, Direktur Utama Bank BPD DIY tidak memungkiri perlambatan ekonomi yang tengah melanda Indonesia juga turut mempengaruhi pencapaian kredit Bank BPD DIY. Terjadi lompatan yang cukup besar antara pertumbuhan kredit tahun sebelumnya dibandingkan pertumbuhan kredit semester I tahun ini.

"Tahun lalu kami memang berhasil mendapat kredit sebesar 27%, tetapi jumlah saat itu memang besar sekali. Hingga Juni 2015, pertumbuhan kredit kami menjadi 17%," ungkap Bambang, Rabu (8/7).


Seperti kebanyakan bank lain, Bank BPD DIY juga turut merevisi Rencana Bisnis Banknya (RBB). Sebelum terjadi perlambatan ekonomi, Bank BPD DIY optimis pertumbuhan kreditnya dapat tumbuh besar. Sebelum merevisi RBB target kredit yang ditetapkan sebesar 27%.

Untuk menyalurkan kredit, Bank BPD DIY memang banyak melakukan ekspansi di luar wilayah Yogyakarta. Salah satunya seperti pemberian kredit sindikasi kepada Semen Bima di Jawa Tengah, dan baru saja melakukan tanda tangan pemberian kredit sindikasi untuk PT Andalan Finance Indonesia di Jakarta.

"Saat ini Bank BPD DIY memang fokus dalam bidang kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Porsinya, sebesar 48% untuk kredit konsumtif dan 52% untuk kredit Produktif," jelas Bambang.

Dengan pertumbuhan kredit 17%, hingga Juni 2015, total kredit yang berhasil disalurkan Bank BPD DIY sebesar Rp 5,4 triliun. Sementara itu, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank BPD DIY juga cukup rendah yakni hanya berkisar 0,97% (net) dan 1,3% (gross).

Laba bersih yang diperoleh Bank BPD DIY hingga Juni sebesar Rp 104 miliar, tumbuh 10% secara year on year (yoy). Dalam semester II tahun ini, Bambang mengatakan mereka akan menargetkan laba bersih akan mencapai hingga Rp 232 miliar dengan pertumbuhan kredit sebesar 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan