Ekonomi lesu, laba bersih Grup Astra terpuruk



JAKARTA. Kinerja induk Grup Astra terpuruk. Sepanjang Januari-Maret 2015, laba bersih PT Astra Internaational Tbk (ASII) turun 15,46% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,99 triliun.

Pendapatan ASII kuartal I menyusut 9,29% menjadi Rp 45,19 triliun. Ini lantaran kinerja anak usaha bidang otomotif, agribisnis serta infrastruktur, logistik dan lainnya memburuk. Laba divisi otomotif longsor sebesar 20,88% menjadi sebesar Rp 1,62 triliun.

Selain karena pelemahan pertumbuhan ekonomi, perang diskon masih jadi biang kerok merosotnya penjualan otomotif Astra. Penjualan mobil Astra turun 21% menjadi 137.000 unit. Kondisi ini berbuntut penurunan pangsa pasar menjadi kendaraan roda empat dari 53% menjadi 49%.


Sementara itu, penjualan sepeda motor melorot sebesar 13% menjadi 1,1 juta unit. Namun, pangsa pasar naik menjadi 68%. Bisnis komponen otomotif memberikan kontribusi rendah akibat depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Ini ditambah dengan volume dan margin manufaktur menipis.

Laba bersih PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), grup manufaktur komponen otomotif menurun 67% jadi Rp 87 miliar. Laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) anjlok 90% menjadi Rp 124 miliar.

Begitu pula laba bersih divisi infrastruktur, logistik dan lainnya melempem 59% menjadi Rp 36 miliar. Penurunan itu akibat kerugian awal yang timbul dari pengoperasian seksi 1 jalan tol Kertosono-Mojokerto dan terkait amortisasi konsesi.

Seperti diketahui, seksi 1 ruas jalan tol sepanjang 14,7 kilometer (km) beroperasi Oktober 2014 lalu Pada tiga bulan pertama 2015, ASII tertolong performa bisnis di sektor jasa keuangan. Laba bersih divisi ini meningkat 21% menjadi Rp 1,2 triliun.

Beberapa anak usaha yang berkontribusi adalah PT Asuransi Astra Buana, PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Federal International Finance (FIF). Kemudian, di sektor alat berat dan tambang meningkat 3% jadi Rp 983 miliar. Pada divisi teknologi informasi tumbuh 42% menjadi Rp 37 miliar.

Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, mengatakan, pihaknya tetap optimistis bertahan di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi. "Bisnis Astra tetap di posisi terdepan sebagai pilihan konsumen, didukung neraca keuangan kuat," ujarnya dalam rilis Kiswoyo Joe, Managing Director Investa Saran Mandiri, mengatakan, hasil kinerja ASII ini di luar dari ekspektasi.

Ke depan Kiswoyo memperkirakan, ASII masih menghadapi tantangan besar. Maklum, otomotif berkontribusi lebih 51% terhadap pendapatan.

Reza Nugraha, Analis MNC Securities, mengatakan, daya beli masyarakat masih akan turun karena kenaikan tarif listrik, gas, dan subsidi premium yang dihapuskan. Karena itu, tantangan ASII masih cukup besar. "Kalau keadaan daya beli masayarakat dibiarkan, kinerja ASII akan turun 10%-15%," kata dia. Senin (27/4), harga ASII turun 5,4% di Rp 7.450. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa