KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ekonomi makro bergoyang, bisnis konsumer tetap tahan banting. Para produsen consumer goods bertekad terus ekspansif di semester kedua tahun ini. Alhasil, belanja modal alias capital expenditure (capex) yang telah dicanangkan pada awal tahun bakal terserap sepenuhnya hingga akhir tahun nanti. Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) Budi Muljono, menyebutkan bahwa industri barang konsumer relatif stabil dan tidak terlalu berdampak oleh gejolak ekonomi dan politik. Produsen personal care dan minuman ini optimistis mampu membukukan pertumbuhan positif. Apalagi, produk yang mereka pasarkan merupakan kebutuhan sehari-hari. Tahun ini, KINO mengalokasikan capex sekitar Rp 300 miliar. Hingga sekarang sudah terserap hingga 70% total capex. Manajemen KINO menggunakan mayoritas alokasi anggaran belanja modal yang sebagian besar berasal dari kas internal tersebut untuk menambah kapasitas pabrikan. "Kami menambah kapasitas produksi karena melihat potensi permintaan untuk produk kami masih dapat berkembang lebih besar lagi," ungkap Budi kepada Kontan.co.id, Senin (16/9).
Ekonomi lesu, produsen barang konsumer tetap ekspansif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski ekonomi makro bergoyang, bisnis konsumer tetap tahan banting. Para produsen consumer goods bertekad terus ekspansif di semester kedua tahun ini. Alhasil, belanja modal alias capital expenditure (capex) yang telah dicanangkan pada awal tahun bakal terserap sepenuhnya hingga akhir tahun nanti. Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) Budi Muljono, menyebutkan bahwa industri barang konsumer relatif stabil dan tidak terlalu berdampak oleh gejolak ekonomi dan politik. Produsen personal care dan minuman ini optimistis mampu membukukan pertumbuhan positif. Apalagi, produk yang mereka pasarkan merupakan kebutuhan sehari-hari. Tahun ini, KINO mengalokasikan capex sekitar Rp 300 miliar. Hingga sekarang sudah terserap hingga 70% total capex. Manajemen KINO menggunakan mayoritas alokasi anggaran belanja modal yang sebagian besar berasal dari kas internal tersebut untuk menambah kapasitas pabrikan. "Kami menambah kapasitas produksi karena melihat potensi permintaan untuk produk kami masih dapat berkembang lebih besar lagi," ungkap Budi kepada Kontan.co.id, Senin (16/9).