Ekonomi Malaysia kuartal II 2020 minus 17,1%, terburuk sejak 20 tahun terakhir



KONTAN.CO.ID -KUALA LUMPUR. Ekonomi Malaysia terjerembab minus17,1% kuartal kedua tahun ini.  Ini adalah capaian ekonomi terparah 20 tahun terakhir.

Bank Sentral Malaysia Jumat (14/8) menyatakan,  produk domestik bruto  Malaysia  menyusut sebesar 17,1% pada April-Juni dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi ini jauh lebih dalam dari perkiraan penurunan 10% dalam jajak pendapat Reuters.

Jatuhnya ekonomi  Malaysia merupakan imbas kebijakan pembatasan pergerakan  warga dan bisnis secara ketat demi  menahan penyebaran virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 9.000 orang di negara Asia Tenggara itu.

Tak pelak, ini adalah kemerosotan ekonomi terburuk di Malaysia sejak krisis keuangan Asia pada 1998 dan menandai penurunan tajam dari pertumbuhan 0,7% tahun ke tahun yang terlihat pada kuartal pertama. Capaian ini juga yang terburuk sejak gejolak keuangan Asia 11 tahun sebelumnya yang menandai resesi Negeri Jiran.

Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan, dengan pertimbangan itu pula, Bank Negara  Malaysia memangkas proyeksi PDB tahun ini. Ekonomi Malaysia diprediksi terkontraksi atau minus 3,5% -5,5% pada 2020,  berubah dari proyeksi sebelumnya ekonomi dapat berkontraksi sebanyak 2% tahun ini dalam skenario terburuk.

Meski begitu, ia memprediksi aktivitas ekonomi akan meningkat secara bertahap pada paruh kedua setelah pemerintah melonggarkan  pembatasan serta dibantu oleh pemulihan pertumbuhan global dan dukungan kebijakan domestik.

Apalagi, pemerintah Malaysia juga  telah meluncurkan paket stimulus dengan total hampir 270 miliar ringgit atau setara US $ 64,39 miliar tahun ini untuk membantu masyarakat dan bisnis mengatasi pandemi .

BNM juga telah memangkas suku bunga sebesar 125 basis poin menjadi 1,75% sepanjang tahun ini. "Saya sangat optimis bahwa yang terburuk ada di belakang kami," kata Nor Shamsiah. Data menunjukkan penurunan aktivitas ekonomi terjadi  secara luas di Malaysia, namun ada tanda-tanda pemulihan di bulan Juni terutama di sektor manufaktur dan pertanian.

Kepala Ekonom Bank Islam Mohd Afzanizam Abdul Rashid juga memperkirakan ada tanda pemulihan yang berkelanjutan "Tingkat penurunan PDB telah meningkat cukup signifikan karena ekonomi mulai dibuka kembali pada Mei," kata dia.

Adapun tahun depan, Gubernur Bank Negara Malaysia  memperkirakan pertumbuhan 5,5%  hingga 8% pada tahun 2021. Nor Shamsiah mengatakan,  ada ruang untuk langkah-langkah kebijakan yang lebih bertarget jika terjadi wabah kedua menerjang.

 "Kebijakan moneter  juga akan kami lakukan, seperti menyediakan likuiditas dan langkah-langkah keuangan kami. Pemerintah juga mempertahankan beberapa ruang fiskal untuk memberikan stimulus dan dukungan bagi rumah tangga dan bisnis jika diperlukan," kata Nor Shamsiah.

Dus, seluruh Asia Tenggara nampaknya tak  imun dampak virus corona, serelah Singapura dan Filipina menyatakan masuk resesi ekonomi.

Editor: Titis Nurdiana