Ekonomi Malaysia melambat gara-gara ekspor



KUALA LUMPUR. Laju pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara melambat pada kuartal ketiga tahun ini. Yang teranyar, Malaysia melaporkan pertumbuhan ekonomi melambat karena penurunan ekspor. Produk domestik bruto (PDB) Malaysia mencapai 5,6% pada kuartal III yang berakhir September lalu. Padahal, pertumbuhan ekonomi kuartal II mencapai 6,5%.

Permintaan barang-barang ekspor dari Malaysia menurun karena pemulihan ekonomi global yang tidak merata. Di dalam negeri, konsumen dan perusahaan harus menghadapi harga yang lebih tinggi karena pemerintah mengurangi subsidi. Pada Oktober lalu, pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak sebesar 10%.

Kenaikan harga ini merupakan upaya pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak untuk menghemat belanja fiskal dan mengurangi defisit anggaran. Pemerintah juga menaikkan harga gas pada bulan ini. Malaysia memprediksi, inflasi akan naik menjadi 4%-5% tahun depan, yang tertinggi sejak tahun 2008.


Zeti Akhtar Aziz, Gubernur Bank Negara Malaysia, mengatakan, permintaan domestik masih akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan aktivitas investasi akan ditopang oleh proyek-proyek baru, baik sektor swasta maupun pemerintah.

Gross fixed capital formation alias investasi aset tetap hanya naik 1,1% sepanjang kuartal III-2014. Pertumbuhan investasi ini merosot tajam ketimbang kuartal II yang tumbuh 7,2%. Para ekonom Credit Suisse Group dan Nomura Holdings mengatakan, perlambatan investasi ini adalah kejutan yang lebih besar daripada penurunan ekspor.

"Ini mungkin kontribusi investasi terkecil pada pertumbuhan sejak tahun 2009," kata Wellian Wiranto, Ekonom OCBC kepada Bloomberg. Konsumen Malaysia tak cuma menghadapi harga barang yang naik akibat kenaikan harga bensin. Pemerintah akan menaikkan pajak barang dan jasa sebesar 6% per April 2015.

"Potensi kenaikan suku bunga sangat rendah karena pertumbuhan ekonomi lebih lambat," kata Julia Goh, Ekonom CIMB Group Holdings. Ekspor Malaysia sebenarnya masih tumbuh 2,8%. Tapi pertumbuhannya turun tajam ketimbang kuartal kedua yang sebesar 8,8%. Pemerintah Malaysia menargetkan pertumbuhan ekonomi 6% sepanjang tahun ini dan tahun depan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie