Ekonomi Malaysia Tumbuh Dua Digit di Kuartal III-2022, Capai 14,2%



KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Ekonomi Malaysia mencatat pertumbuhan dua digit di kuartal III-2022, merupakan pertumbuhan dua digit untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu tahun, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan ekspor yang kuat

Mengutip Reuters Jumat (11/11), produk domestik bruto (PDB) pada Juli-September naik 14,2% dari tahun sebelumnya, pada kecepatan yang lebih cepat dari perkiraan pertumbuhan 11,7% dan naik dari kenaikan tahunan 8,9% pada kuartal sebelumnya.

Capaian itu juga merupakan laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal kedua 2021. Dimana, waktu itu ekonomi negeri jiran tersebut tumbuh 16,1%.

Baca Juga: Vietnam Terus Berupaya Mengendalikan Inflasi, Memastikan Stabilitas Makro

Bank Negara Malaysia (BNM) mengatakan lonjakan didorong oleh berlanjutnya ekspansi permintaan domestik, pemulihan yang kuat di pasar tenaga kerja, ekspor yang kuat, dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan.

"Karena hasil pertumbuhan yang sehat, pertumbuhan tahun ini akan melebihi 7% yang diproyeksikan sebelumnya," kata Gubernur BNM Nor Shamsiah Yunus.

Menurutnya, ekonomi Malaysia telah pulih dengan kuat dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi, meskipun risiko perlambatan global mengaburkan prospek.

Pemerintah bulan lalu merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk tahun 2022 menjadi 6,5%-7,0% dari 5,3%-6,3%, tetapi memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 4,0%-5,0% tahun depan.

“Inflasi utama kemungkinan memuncak pada 4,5% pada kuartal ketiga dan diperkirakan akan moderat setelahnya, tetapi akan tetap tinggi” katanya.

Baca Juga: Ekonomi Internet Kawasan Asia Tenggara Diprediksi Mencapai US$ 330 Miliar Tahun 2025

Inflasi di Malaysia sebagian besar telah dikendalikan oleh rekor subsidi pemerintah dan langkah-langkah pengendalian harga tahun ini, tetapi risiko kenaikan tetap ada, dengan bank sentral memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin keempat berturut-turut minggu lalu.

Sejak Mei, Bank Negara Malaysia telah menaikkan suku bunga dengan total 100 basis poin dari level terendah dalam sejarah yakni 1,75%, dalam upaya untuk meredam inflasi.

Editor: Herlina Kartika Dewi