Ekonomi melaju, Pick Up melesat



JAKARTA. Meskipun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi permintaan mobil tahun ini turun 8,4% menjadi 700.000 unit saja, namun para pengusaha pick up berharap penjualan mereka bisa melaju pesat. Pertumbuhan ekonomi yang merangsang jalur distribusi logistik diyakini akan mengerek permintaan mobil bak terbuka tersebut.

Menurut Bebin Djuana, Wakil Manajer Umum Penjualan dan Pemasaran Ekspor PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), pick up masih akan menjadi segmen andalan perusahaannya. "Potensi pick up di pasar ekspor dan domestik tahun ini sangat bagus," tuturnya.

Membaca tren ini, SIS merilis Mega Carry, Rabu (2/1) lalu. Mobil berkapasitas 1493 cc ini dibanderol Rp 84 juta on the road Jakarta.


Suzuki genjot ekspor

Data Gaikindo menunjukkan, sepanjang tahun lalu penjualan pick up mencapai 116.358 unit. Jumlah ini melejit 76,4% dibanding penjualan di 2009 yang sebanyak 65.937 unit. Suzuki Carry masih menjadi pemimpin pasar dengan penjualan 31.336 unit, atau tumbuh 86,5%. Disusul Mitsubishi L-300 yang terjual sebanyak 19.527 unit atau tumbuh 56,8%.

Sementara penjualan Daihatsu Gran Max mencapai 19.401 unit, atau tumbuh 104,2%. Sementara Isuzu berhasil menjual 6.462 unit pick up melalui varian Panther Pick Up, Bison, dan D-Max.

Bebin optimistis produk baru Mega Carry bisa laku 6.000 unit tahun ini. Sementara Suzuki Carry diharapkan bisa tetap memimpin pasar dengan penjualan 36.000 unit, atau tumbuh 14,8%.

Optimisme juga datang dari Isuzu. Maman Fathurrohman, Kepala Departemen Periklanan dan Promosi PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), berharap ketiga varian pick up tahun ini bisa terjual 7.500 unit, atau tumbuh 16%. "Selama ekonomi bergulir dan proyek infrastruktur berjalan, kendaraan komersial tetap akan diperlukan," ujarnya.

Pulihnya ekonomi global juga membikin SIS yakin meningkatkan ekspor pick up Mega Carry. Tahun ini SIS akan mengapalkan 10.000 Mega Carry ke luar negeri. Jumlah ini setara dengan 50%-60% dari total ekspor SIS. Bila dibandingkan dengan ekspor Mega Carry tahun 2010 yang sebanyak 5.000 unit, target ini naik dua kali lipat.

Adapun total ekspor SIS tahun ini diprediksi akan mencapai 17.000-18.000 unit. Jumlah ini turun 5,2%-10,5% dari ekspor SIS tahun lalu yang sebanyak 19.000 unit. "Potensi penurunan ini akibat kenaikan harga jual ekspor sebesar US$ 100-US$ 200 per unit," kata Bebin.

SIS sudah mengekspor Mega Carry sejak 2005. Mega Carry telah diekspor ke 107 negara di Timur Tengah, Asia, Amerika, dan Afrika. Sebanyak 35% dari ekspor SIS dijual ke Timur Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini