SYDNEY. Untuk ke sekian kali, Bank sentral Australia sepertinya akan tetap menahan suku bunganya. Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama 12 tahun terakhir. Menurut 24 ekonom yang disurvei Bloomberg, suku bunga negara dengan perekonomian senilai US$ 1 triliun itu akan tetap berada pada level 7,25%.Sekadar mengingatkan, suku bunga Australia telah naik empat kali selama 12 bulan terakhir ini. Namun, pada pengumuman kebijakan bank sentral Reserve Bank of Australia (RBA) hari ini pukul 2.30 siang waktu Australia, kemungkinan RBA untuk menaikkan tingkat suku bunganya lagi sangat kecil.Pasalnya, perekonomian Australia belakangan mendingin. "Bank sentral memang belum siap untuk memangkas bunga, tapi saat mereka melakukannya, mungkin saja pemotongannya langsung 50 basis poin," kata Rory Robertson, ekonom Macquarie Froup Ltd.
Salah satu pertanda seretnya roda ekonomi Australia dapat dilihat dari melambatnya pertumbuhan tenaga kerja. Kondisi itu diperparah dengan adanya lonjakan harga bensin dan penurunan harga saham. Kedua faktor tadi mendorong konsumen dan perusahaan mengurangi anggaran belanjanya. Meski demikian, Gubernur RBA Glenn Stevens melihat hal tersebut dari segi positifnya. Yakni, kebijakan tersebut akan mampu mengerem laju inflasi dalam jangka waktu menengah. Memang, saat ini Stevens tengah berkonsentrasi menjaga perekonomian negeri kanguru itu. Sebabnya, banyak data-data ekonomi Australia yang sedikit memprihatinkan.