JAKARTA. Pelambatan ekonomi domestik mulai memberikan dampak terhadap utang luar negeri (ULN) Indonesia. Berdasarkan data terbaru ULN yang dirilis Bank Indonesia (BI), Rabu (22/7), pertumbuhan utang per Mei 2015 hanya sebesar 5,9% (year on year), lebih rendah dari pertumbuhan ULN bulan April sebesar 7,7%. Total ULN per Mei senilai US$ 302,29 miliar. Pelambatan pertumbuhan utang ini terjadi pada ULN sektor swasta ataupun publik. Apabila pada April 2015 pertumbuhan ULN swasta mencapai 13,2%, pada Mei turun ke 10,2%. Sementara itu, ULN sektor publik hanya tumbuh 1%, melambat dibanding pertumbuhan ULN April 1,5%. Pelambatan pertumbuhan utang terjadi pada beberapa sektor industri. Antara lain, ULN industri pengolahan yang pada April tercatat sebesar US$ 34,16 miliar turun menjadi US$ 33,9 miliar. Lalu, ULN industri listrik, gas dan air bersih turun dari US$ 22,83 miliar pada April ke US$ 22,6 miliar pada Mei, dan sektor jasa juga turun dari US$ 18,6 miliar ke US$ 18,38 miliar.
Ekonomi melambat, laju utang menurun
JAKARTA. Pelambatan ekonomi domestik mulai memberikan dampak terhadap utang luar negeri (ULN) Indonesia. Berdasarkan data terbaru ULN yang dirilis Bank Indonesia (BI), Rabu (22/7), pertumbuhan utang per Mei 2015 hanya sebesar 5,9% (year on year), lebih rendah dari pertumbuhan ULN bulan April sebesar 7,7%. Total ULN per Mei senilai US$ 302,29 miliar. Pelambatan pertumbuhan utang ini terjadi pada ULN sektor swasta ataupun publik. Apabila pada April 2015 pertumbuhan ULN swasta mencapai 13,2%, pada Mei turun ke 10,2%. Sementara itu, ULN sektor publik hanya tumbuh 1%, melambat dibanding pertumbuhan ULN April 1,5%. Pelambatan pertumbuhan utang terjadi pada beberapa sektor industri. Antara lain, ULN industri pengolahan yang pada April tercatat sebesar US$ 34,16 miliar turun menjadi US$ 33,9 miliar. Lalu, ULN industri listrik, gas dan air bersih turun dari US$ 22,83 miliar pada April ke US$ 22,6 miliar pada Mei, dan sektor jasa juga turun dari US$ 18,6 miliar ke US$ 18,38 miliar.