Ekonomi Melambat, Pertumbuhan Kredit Paling Tinggi 15% di 2009



JAKARTA. Bertambah satu lagi prediksi suram tentang ekonomi Indonesia pada tahun depan. PT Bank Mandiri Tbk, kemarin, merilis ramalan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan hanya berkisar 4,8%-5,3%. Tentu saja, pertumbuhan yang pelan ini bakal mempengaruhi bisnis perbankan.

Mereka meramal, laju kredit perbankan tahun depan akan menurun. Dalam hitungan Office of Chief Economist Bank Mandiri Mirza Adityaswara, pertumbuhan kredit tahun depan paling tinggi hanya 15%. Bandingkan dengan pertumbuhan kredit tahun ini yang di atas 30%.

Ia mengaku lebih pesimistis dibandingkan Bank Indonesia (BI). Bank sentral meramal, pertumbuhan kredit tahun depan bisa mencapai 22%.


Mirza membenarkan, bunga acuan atau BI rate memang akan memasuki tren penurunan pada tahun depan. Bank Mandiri memperkirakan rata-rata bunga acuan tahun depan 8,5%.

Setelah BI rate turun, nasabah bakal terdorong untuk meminta kredit. Namun, kenaikan permintaan kredit tak otomatis berbuntut pada kenaikan penyaluran kredit. "Tahun depan bank lebih berhati-hati menyalurkan kreditnya dibandingkan tahun ini. Mungkin baru semester kedua, penyaluran kredit mulai kencang," paparnya di acara Macro Economic Outlook Bank Mandiri, kemarin (11/12).

Alasan bank lebih ketat dalam menyalurkan kredit apalagi kalau bukan kondisi ekonomi yang lesu darah. Sejatinya, isyu kelesuan ekonomi sudah mulai ramai dibahas para bankir dalam beberapa bulan terakhir.

Maklumlah, gelagat pertumbuhan yang kerdil sudah terlihat sejak kuartal ketiga tahun ini. Penurunan penjualan kendaraan bermotor, alat berat, dan semen bisa menjadi indikasi kelesuan ekonomi tersebut.

Di bulan September, penjualan mobil domestik sudah mengalami penurunan 6% dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya. Pun begitu, penjualan sepeda motor merosot 9% pada periode yang sama. Bahkan, untuk konsumsi semen, penurunannya cukup tinggi, yakni mencapai 11,2%.

Penurunan BI rate dan perlambatan kredit tersebut tentu saja akan menggerus laba bank di tahun depan. Mirza memperkirakan, selisih bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan tahun depan bakal makin mengecil. "Namun bank besar punya keunggulan dari bank kecil karena bank besar bisa mendapat dana dengan biaya lebih rendah," ulasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Didi Rhoseno Ardi