Ekonomi Membaik, BRI Targetkan Kredit Bisa Tumbuh 9%-11% di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyakini ekonomi tahun ini akan jauh lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya meskipun pademi Covid-19 belum berakhir dan sedang terjadi konflik geopolitik. 

Dengan proyeksi ekonomi akan tumbuh di kisaran 4%-5% tahun ini, bank berkode saham BBRI ini menargetkan kredit bisa tumbuh sekitar 9%-11% tahun ini. 

Penyaluran kredit tetap akan dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sehingga rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NLP tetap terjaga rendah. 


"NPL akan dijaga dikisaran 2,8% -3%," kata Viviana Dyah Ayu Retno  Direktur Keuangan BRI dalam  konferensi pers virtual usai RUPS, Selasa (1/3). 

Sementara margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) ditargetkan 7,6%-7,8% dan biaya kredit (cost of credit/CoC) akan dijaga sekitar 2,8%-3%. 

Baca Juga: Bank BRI (BBRI) Membagikan Dividen Rp 26,4 T atau 85% dari Laba Bersih Tahun 2021

Sunarso, Direktur Utama BRI menyebutkan rasio permodalan perseroan dan juga likuiditasnya masih sangat memadai dalam menopang rencana ekspansi tahun ini meskipun perseroan mengalokasikan 85% dari laba bersih tahun 2021 sebagai dividen tahun ini

Sepanjang 2021, BRI membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 30,75 triliun atau tumbuh 64,8% yoy.  Adapun total dividen yang dibagikan BRI mencapai Rp 26,4 triliun.

Pembagian dividen tersebut ekuivalen dengan Rp 174,23 per lembar saham. "Itu meningkat signifikan sebesar 76,16% dari dividen per lembar saham pada tahun 2020 sebesar Rp 98,9 per saham," katanya.

Sunarso mengatakan, besarnya pembagian dividen tahun ini karena tahun lalu perseroan menambah modal cukup besar lewat right issue. Sehingga pemodalan perseroan masih sangat kuat dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI masih 25%.  Di sisi lain, likuiditas BRI juga masih sangat memadai yang ditandai dengan Loan to deposit Ratio (LDR) perseroan masih di level 83%.

Adapun tahun 2021 lalu, total kredit BRI secara konsolidasi hanya tumbuh 2,2% menjadi Rp 1.042 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi