Ekonomi Membaik, Pefindo Optimistis Soal Pertumbuhan Penerbitan Obligasi Korporasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia optimistis pemulihan ekonomi di tahun ini akan membuat perusahaan lebih gencar menerbitkan surat utang meski ada tantangan dari kenaikan suku bunga acuan. 

Pefindo mencatat disepanjang 2021 jumlah emisi surat utang korporasi yang terbit mencapai Rp 113 triliun. Angka tersebut naik 17% secara year on year (yoy). 

Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi di tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Sentimen positif datang dari capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2021 yang melesat ke 5,02% yoy. 


"Jika pertumbuhan ekonomi bisa berlanjut pendapatan perusahaan bisa meningkat dan mendukung aksi ekspansi bisnis yang dananya bisa didapat dengan menerbitkan surat utang," kata Niken, Kamis (10/2). 

Baca Juga: Pemerintah Akan Melelang Tujuh Seri SUN Dengan Target Rp 37,5 Triliun

Pertumbuhan ekonomi juga didukung dari adaptasi masyarakat terhadap pandemi Covid-19 yang semakin membaik. Begitu pun harga komoditas yang masih tinggi turut memberi sentimen positif pada pertumbuhan penerbitan surat utang korporasi. 

Hingga 31 Januari 2021, Pefindo menerima mandat penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 49,09 triliun. Niken memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi di tahun ini berkisar di rentang Rp 102,4 triliun-Rp 151,2 triliun.

Proyeksi tersebut juga didukung oleh kebutuhan refinancing atau surat utang yang jatuh tempo di 2022 mencapai Rp 157 triliun. 

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan penerbitan surat utang korporasi di tahun ini akan diwarnai sentimen kenaikan suku bunga. Alhasil, cost of fund penerbitan surat utang akan naik jika suku bunga naik. 

Baca Juga: Penerbitan Surat Utang Perbankan Bakal Ramai Tahun Ini

Meski ada kenaikan cost of fund, Fikri mengatakan hal tersebut tidak akan menurunkan niat perusahaan untuk menerbitkan surat utang korporasi jika dibarengi dengan peningkatan pendapatan dari pemulihan ekonomi. 

"Jadi tergantung perusahaannya apakah bisa mengelola dan memanfaatkan pemulihan ekonomi ini untuk membayar utang, mejaga arus kas atau mampu menerbitkan surat utang lagi," kata Fikri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi